Blog number one in desa

Niki Salah Sawijining BLOG kang Di nduweni cah ndeso,sing bocahe wonten sekolah teng" MA.BUSTANUL ULUM"

Jumat, 29 Oktober 2010

Matematika dan Al Quran

Matematika dan Al Quran (Chapter 1)

Al Quran, Mahakarya yang paling sempurna dengan segala keajaibannya turun ke Bumi ribuan tahun lalu.

Bacaan Al Quran menggema di sebuah masjid kecil Mess Bida Sekupang Batam, dilantunkan oleh 8 sampai 10 remaja dibawah bimbingan hafidz memulai bacaannya dengan Bismillah. Surat Al Fatihah selesai dibaca, sebagai pembuka tadarus malam ke 17 Ramadhan 2010. QS al-Fatihah, diucapkan minimal 17 kali dalam sehari oleh seorang muslim dalam tiap raka’at shalatnya. Ditambah pada setiap akhir doa dalam 5 waktu shalat wajibnya. Setidaknya, setiap muslim dan muslimah mendapat syafa’at 22 kali dalam sehari saat melantunkan QS al-Fatihah. 22 tahun pula Alquran lebih kurang turun ke Bumi kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Matematika awam, akan dengan mudah menyamakan 22 syafa’at minimal dari bacaan al-Fatihah, dengan 22 tahun masa turunnya Al Quran. Tapi Alquran tidak hanya sesederhana itu, Alquran punya Matematika Ilmiah, yang tidak terbantah.

Allah menciptakan Alam dengan sangat teliti, dalam QS Jin ayat 28 dijelaskan; "Tuhan menciptakan sesuatu dengan hitungan teliti”, juga pada QS Maryam ayat 93-94; “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti”. Sementara itu ilmuan Galileo dalam salah satu ungkapannya menyatakan, “Matematika adalah bahasa Tuhan ketika Dia menulis Alam Semesta”.

Ayat dan Pernyataan itu, membuat saya ingin mencari tahu lebih dalam tentang Matematika dalam Al Quran. Karena dalam QS az-Zumar ayat 9 dijelaskan; “....Adakah sama orang-orang yang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran”. Galileo banyak memberikan inspirasi saya ketika membaca buku Angel and Demons karangan Dan Brown.

Dalam pandangan al-Qur'an, tidak ada peristiwa yang ter¬jadi secara kebetulan. Semua terjadi dengan "hitungan", baik dengan hukum-hukum alam yang telah dikenal manusia maupun yang belum. Prof. Palmer, seorang ahli kela¬utan di Amerika Serikat mengatakan "Ilmuwan sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis didalam al-Qur'an beberapa tahun yang lalu"

Kita tidak akan bisa memahami keindahan Alquran, jika tidak mengetahui ilmunya. Contohnya, pada QS an-Nahl ayat 68-69 yang menceritakan kegiatan lebah dalam membuat sarang dan mencari makan. Ayat tersebut menggunakan bentuk kata kerja perempuan (bahasa arab membedakan jenis kelamin untuk kata kerjanya), ka¬rena memang yang mencari makan dan membuat sarang adalah lebah betina. Lebah jantan diberi makan oleh lebah betina, bukan sebaliknya. Jangankan masyarakat di abad ke-7, masyarakat di abad ke-21 aja gak tau bagaimana cara mem¬bedakan lebah jantan dan lebah betina. Terlebih, memahami bahwa lebah betina lah yang mencari makan, bukan sebaliknya.

Jika Surat an-Nahl merefleksikan lebah betina dengan bentuk kata kerja perempuan. Lebah jantan digambarkan oleh al-Qur'an pada nomor suratnya, yaitu bilangan 16. Bilangan 16 ini adalah banyaknya kromosom lebah jantan, sedangkan jumlah kro¬mosom lebah betina diketahui berjumlah 32. Menarik bukan? Matematika dalam Alquran bukanlah sebuah kebetulan.

Sebagai Permulaan kajian Matematika dalam Alquran, sangat mulia jika kita memulainya dengan Basmallah. kita harus ingat, ini bukan hanya sekedar bacaan, ini adalah kalimat Allah, kalimat yang sangat abadi dan mungkin paling sering diucapkan oleh umat manusia. Mari kita bahas Basmallah dari satu sudut pandang sederhana, namun hasilnya luar biasa.. hhe

Bismillahi ar rahman ar rahim.....

Bismillah terdiri dari 4 kata dalam bahasa arab, yaitu:
1. Bismi (dengan nama),
2. Allah (Allah)
3. Ar Rahman (maha pengasih) dan
4. Ar Rahim (maha penyayang).

Dan terdiri dari 19 huruf Hijaiyah.

Kalimat Basmallah dalam Alquran disebutkan sebanyak 114 kali, sesuai dengan jumlah surat pada Alquran. Untuk diketahui, 114 = 19 x 6. (19 adalah jumlah huruf pada kalimat Basmallah)
Tiap surat dibuka dengan kalimat Basmallah, kecuali QS at-Taubah (surat ke 9), yang tidak dibuka dengan Basmallah, tapi dalam QS an-Naml (surat ke 27), Basmallah disebutkan 2 kali, yaitu pada ayat 30 yang bunyinya: “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "....Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

QS at-Taubah adalah QS nomor 9 dan an-Naml adalah QS nomor 27, yang keduanya punya selisih 19 surat. Bila tiap angka bulat dari 9 sampai 27 dijumlahkan, maka akan menghasilkan angka 342, atau setara dengan 19 x 18. Angka 342 itu pun jika dijumlahkan akan menghasilkan angka 9 (nomor surat at Taubah).

9+10+11+12+13+14+15+16.....+26+27 = 342
342 = 19 x 18
3 + 4 + 2 = 9
9 adalah nomor QS at-Taubah.

Bismillah sebagai kalimat pembuka, hanya ada pada 113 ayat, dimana angka 113 adalah bilangan prima ke 30 (30 adalah ayat surat an-Naml yang mengandung kata Basmallah)

Menarik mempelajari matematika pada teknologi informasi, tapi kita tidak pernah menyangka matematika telah Allah terapkan pada kitab suci AlQuran, pada QS Jin ayat 28, dijelaskan ”Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah2 Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu”. Allah adalah sumber Matematika. Ini mematahkan teori konspirasi di Vatikan, yang menyatakan bahwa agama sangat bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan (dimana matematika adalah bahasa universal dari Ilmu Pengetahuan).

AI-Qur'an dalam bahasa Arab berarti "pembacaan". al-Quran mungkin kitab yang paling banyak dibaca di dunia. Per¬lu diketahui, sesungguhnya kata Kitab Suci tidak ada di al-Qur'an. Yang ada adalah sebutan Kitab Mulia, Kitab Agung, Kitab Pemurah, dan lainnya. Kitab Suci dikenal karena media, terpengaruh sebutan kitab suci lainnya. Kesempurnaan dalam bahasa tidak dapat ditentang oleh para pujangga. Bahasa dan makna dipadukan. Irama, keselarasan melodi, ritmenya menghasilkan sebuah efek hipnotis yang kuat

Mungkin bagi orang awam, kandungan al-Quran sulit dimengerti, karena ia tidak dimulai secara kronologis ataupun narasi-narasi sejarah seperti halnya kitab Yahudi. Ia juga tidak mendasarkan teologinya dalam cerita-cerita dramatis sebagaimana epik-epik India. Tidak pula Tuhan diungkap dalam bentuk manusia sebagai¬mana dalam Bibel. Ia berbicara langsung soal pendidikan-sebagaimana sering dikemukakan oleh para penulis modern-berbicara mengenai membaca, mengajar, memahami dan menulis (QS. Al Alaq ayat 1-5, ayat yang pertama sampai ke Rasul)

Kata pertama di dalam al-Qur’an dan Islam adalah sebuah perintah yang ditujukan kepada Nabi, ”Iqra..” yang secara linguistik menunjukkan bahwa penyusunan teks al-Qur'an berada di luar kewenangan nabi Muhammad saw. Gaya serupa ini tetap diperta¬hankan di sepanjang al-Qur'an. Ia berbicara kepada atau ten¬tang Nabi dan tidak mengizinkan Nabi berbicara atas kehen¬daknya sendiri. Al-Qur'an menggambarkan dirinya sendiri sebagai sebuah kitab yang "diturunkan" Tuhan kepada Nabi; ungkapan kata "diturunkan" atau anzalna dalam berbagai bentuk digunakan lebih dari 200 kali. Secara intrinsik, ini berarti bahwa konsep dan isi al-Qur'an benar-benar diturunkan dari langit.

Matematika menjadi inspirasi serial “Numbers”, demikian juga pada Alquran, sangat banyak Matematika yang dapat kita teliti. See you in the next Math... 

Matematika dan Al Quran (Chapter 2)

Isi kultum Tarawih malam ini mungkin sama dengan kultum di mesjid-mesjid lainnya, tentang Puasa di Bulan Ramadhan. Cerita dari khatib tidak lebih dari buku-buku yang sudah saya pelajari sejak kelas 4 Sekolah Dasar. Mungkin ini sebabnya Muslim masa kini tidak punya pengetahuan mendalam tentang agamanya, karena yang bertugas menyiarkan Islam, yaitu Ulama dan Mubaligh hanya punya pengetahuan setingkat anak SD. Tidak semua, tapi rata-rata bisa kita simpulkan dari isi kultum, ceramah dan khutbah. Yang disampaikan hanya mengulang-ngulang isi buku saja, tanpa bisa memberikan bukti kuat, apa itu Islam dan kenapa kita harus percaya Islam? Ulama jaman sekarang hanya bisa mengulang-ulang janji Allah, memberikan ketakutan kepada manusia tentang neraka dan bagaimana indahnya surga, dan menyuruh manusia untuk bertaqwa.. hanya itu. Akhirnya muslim hanya bisa menjadi manusia tukang sujud, tukang ruku’ dan tukang penadah tangan mengharap rejeki Allah sampai di tangan, bahkan menyuruh-nyuruh Allah dengan kalimat: “berikanlah..., mudahkanlah...., tuntunlah...,“ tanpa kita menyadari, siapa kita? Islam tidak hanya mengajarkan kita meminta, tapi lebih dari itu..

Cukup keluhannya... huft....Kita akan bercerita bagaimana Al Quran pertama kali sampai ke bumi

Pada awal Islam, bangsa Arab adalah bangsa yang buta huruf, hanya sedikit yang pandai menulis dan membaca. Bahkan beberapa di antaranya merasa aib bila diketahui pandai menulis. Karena, orang yang terpandang pada saat itu adalah orang yang sanggup menghafal, bersyair, dan berpidato. Waktu itu belum ada "kitab". Kalaupun ada hanyalah sepotong batu yang licin dan tipis, kulit binatang, atau pelepah korma yang ditulis. Termasuk kutub, jamak kitab, yang dikirim oleh Nabi kepada raja-raja di sekitar Arab, sebagai seruan untuk masuk Islam.

Setiap kali turun ayat, Nabi menginstruksikan kepada para sahabat untuk menghafalnya dan menuliskannya di atas batu, kulit binatang dan pelepah korma. Hanya ayat-ayat al-Qur'an yang boleh ditulis. Selain ayat-ayat al-Qur' an, bahkan termasuk Hadist dan ajaran-ajaran Nabi yang didengar oleh para sahabat, di larang untuk dituliskan, agar antara isi al-Qur'an dengan yang lainnya tidak tercampur.

Setiap tahun, malaikat Jibril, utusan Tuhan mengulang (repetisi) membaca ayat-ayat al-Qur'an yang telah diturunkan sebelumnya di hadapan Nabi. Pada tahun Muhammad SAW wafat, yaitu tahun 632 M, ayat-ayat al-Qur'an dibacakan dua kali dalam setahun. Ini menarik sekali, karena seolah-olah akhir tugas dan kehidupan Nabi di dunia ini telah diantisipasi akan selesai.

Pada masa khalifah pertama, Abu Bakar RA, banyak terjadi peperangan melawan orang-orang yang murtad dan para nabi palsu. Di antara mereka yang gugur dalam peperangan banyak penghafal ayat-ayat al-Qur'an. Umar bin Khaththab mengu¬sulkan untuk mengumpulkan para penghafal al-Qur'an, disu¬ruh membacakan al-Qur’an, menjadikan satu, meneliti dan menulis ulang. Kumpulan itu yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit, mushaf, berupa lembaran-lembaran yang diikat menjadi satu, disusun berdasarkan urutan ayat dan surat seperti yang telah ditetapkan oleh Nabi sebelum wafat. Sedangkan pada masa Utsman bin Affan, tentara Muslim telah sampai ke Armenia, Azerbaijan di sebelah Timur dan Tripoli di sebelah barat. Kaum Muslim terpencar di seluruh pelosok negeri, ada yang tinggal di Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Naskah beredar di mana¬-mana, tetapi urutan surat dan cara membacanya beragam, se¬suai dialek di mana mereka tinggal. Hal ini menjadikan perti¬kaian antar kaum Muslim sehingga menjadikan kekhawatiran pemerintahan Utsman. Maka kemudian Utsman membentuk panitia untuk membukukan ayat-ayat al-Qur'an dengan me¬rujuk pada dialek suku Quraisy, sebab ayat al-Qur'an diturun¬kan dengan dialek mereka, sesuai dengan suku Muhammad saw. Buku tersebut diberi nama al-Mushaf, ditulis lima kopi dan dikirimkan ke empat tempat: Mekkah, Syria, Bashrah, dan Ku¬fah. Satu kopi disimpan di Madinah sebagai arsip dan disebut Mushaf al-Imam.

Walaupun telah disatukan dan diseragamkan, namun tetap cukup banyak al-Qur'an di Afrika dengan dialek berbeda, ter¬masuk jumlah ayat yang "berbeda" karena perbedaan mem¬baca dalam pergantian nafas (6.666 ayat), tetapi isinya tetap sama. Awalnya, pada zaman Nabi, al-Qur'an memakai dialek Quraisy, tetapi kemudian berkembang menjadi tujuh dialek non-Quraisy. Pada mulanya, ini dimaksudkan agar suku-suku lain lebih mengerti. Ada juga aliran tersendiri (kelompok kecill, pimpinan Dr. Rashad Khalifa, kelahiran Mesir, seorang ahli biokimia dan matematika, yang mempromosikan jumlah ayat 6.234, berbeda 2 ayat dengan naskah Ustman, 6.236 ayat. Sedangkan mayoritas Muslim, baik Sunni maupun Syi’ah (tanpa maksud saya membedakannya) tetap berpegang teguh pada naskah awal yang dikumpulkan semasa Khalifah Ustman, yaitu dialek Quraisy, hingga kini.

Perbedaan kecil ini, menjadi sasaran kritik para Orientalis, bahwa al-Qur’ an tidak asli lagi, karena telah ada campur tangan manusia dalam transmisinya. Walaupun demikian, sebagian di antara mereka, seperti Gibb, Kenneth Cragg, John Burton, dan Schwally dalam bukunya Mohammedanism, The Collection of the Qur’an , The Mind of the Qu'ran, dan Geschichte des Qorans, mengakui bahwa "sejauh pengetahuan kita, kita bisa yakin bahwa teks wahyu telah di¬transmisikan sebagaimana apa yang telah diberikan kepada Nabi". (sumber: wikipedia)

Gak banyak ulama tau akan hal ini. 

Oke, kita akan masuk hitung-hitungan sederhana pada al-Quran kembali, tapi saya tetap yakin matematik berikut ini bukan sebuah kebetulan semata. Ada 2 contoh kecil dan angka 7 dan 34. Gimana tuh hitungannya?
Salah satu karunia yang Allah ceritakan adalah penggunaan kata "sab'u (tujuh)" berkaitan dengan kata "samawat (langit)", sebelumnya atau sesudahnya. Kata tersebut dalam AI-Quran disebutkan sebanyak 7 kali. Begitu juga hari dalam seminggu berjumlah 7 hari, dan langit pun berjumlah 7. Berikut ini adalah ayat-ayat mengenainya:

1. ...Dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikannya tujuh langit...(QS al-Baqarah: 29)
2. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah... (QS al-Isra: 44)
3. Katakanlah: "Siapakah yang memiliki tujuh langit dan 'arasy yang besar" (QS al-Mu'minun: 84)
4. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan kepada tiap-tiap langit urusannya ..... (QS Fushshilat: 12)
5. Allah-lah Yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi ..... (QS aI-Thalaq: 12)
6. Yang telah menjadikan tujuh langit berlapis-lapias. (QS aI-Mulk: 3)
7. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (QS Nuh: 15)

Menarik Allah menceritakan tujuh langit pada tujuh ayat. Semakin membuka mata... , oke kita bahas lagi ajaibnya Kitab Maha Tinggi ini;

Pada Al-Quran, akan kita temukan bahwa kata sujud yang dilakukan oleh mereka yang berakal disebutkan sebanyak 34 kali. Jumlah tersebut sama dengan jumlah sujud dalam shalat sehari-¬hari yang dilakukan pada lima waktu sebanyak 17 rakaat. Pada setiap rakaat dilakukan dua kali sujud sehingga jumlahnya menjadi 34 kali sujud sebagaimana terdapat pada ayat-ayat berikut:

1. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: 'Sujud-lah kamu kepada Adam' .... (2:34).
2. ....kemudian Kami katakan kepada para Malaikat; "Ber¬sujud-lah kamu kepada Adam!" .... (Al-Araf: 11)
3. Dan ingatlah ketika Kami katakan kepada Malaikat: "Ber¬sujud-lah kamu kepada Adam!" ...(AI-Isra: 61)
4. Dan (ingatlah) ketika kami katakan kepada para Malaikat: "Ber-sujud-lah kamu kepada Adam!"(Al-Kahfi: 50)
5. Dan (ingatlah) ketika Kami katakan kepada para malaikat: "Ber-sujud-lah kamu kepada Adam!" ...(Thaha: 116)
6. Wahai orang-orang yang beriman, ruku' dan ber-sujud-lah kamu serta beribadahlah kamu kepada Tuhanmu . . . (AI-Hajj : 77 )
7. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujud-lah kamu sekalian kepada Yang Mahapenyayang." Mereka menjawab: "Siapakah Yang Maha Penyayang itu?" . . . (Al-Furqan: 60)
8. Janganlah kalian ber-sujud kepada matahari maupun bu¬lan, dan ber-sujud-lah kamu semua kepada Allah, Zat Yang telah menciptakan keduanya (matahari dan bulan) .... (Fushshilat: 47)
9. Maka ber-sujud-lah kalian kepada Allah dan beribadahlah kalian (kepada-Nya). (Al-Najm: 62)
10. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama-sama orang yang ruku'. (Ali Imran: 43)
11. Maka sujud-lah para Malaikat itu semuanya bersama-sama. (Al-Hijr: 30)
12. 12. Maka ber-sujud-lah para Malaikat itu semuanya bersama¬sama. (Shad: 73)
13. .... Maka semua para Malaikat itu ber- sujud, kecuali Iblis; ia enggan ... (Al-Baqarah: 24)
14. .... Kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat) maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh). (An-Nisa: 102)
15. .... Lalu Kami katakan kepada malaikat: "Ber-sujud-lah kamu kepada Adam!", maka mereka ber-sujud, kecuali iblis .... (Al-A'raf: 11).
16. .... Maka mereka ber- sujud, kecuali iblis ....(Al-Isra: 61)
17. .... Maka mereka ber-sujud, kecuali Iblis. Dan dia adalah dari golongan jin .... (AI-Kahfi: 61).
18. .... Maka mereka ber-sujud, kecuali iblis, ia enggan ... (Taha: 116).
19. Berkata iblis: "Aku sekali-kali tidak akan ber-sujud kepada manusia yang Engkau telah ciptakan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (Al¬ Hijr: 33).
20. ..... Kecuali iblis, ia berkata: 'Apakah aku akan ber¬-sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?". (Al-Isra: 61).
21. Allah berfirman: 'Apakah yang menghalangimu untuk ber¬- sujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" .... (AI-A'raf: i2).
22. Allah berfirman: "Wahai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-cipta-kan dengan kedua tangan-Ku?".... (Shad: 75).
23. Janganlah kalian sujud kepada matahari maupun bulan ( Fushilat: 3 7 )
24. .... Mereka berkata: "Dan siapakah Yang Maka Penyayang itu? Apakah kami harus ber- sujud kepada yang kamu perintahkan kepada kami?" .... (Al-Furqan: 60).
25. Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi .... (AI-Ra'd: 15).
26. Dan hanya kepada Allah-lah sujud segala apa yang ada di langit dan bumi .... (Al-Nahl: 49).
27. Apakah kamu tlada mengetahui, bahwa kepada Allah ber¬-sujud segala apa yang ada di langit, bumi .... (Al-Haj: 18).
28. Agar mereka tidak ber- sujud (menyembah) Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi .... (Al-Naml: 25).
29. .... Mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga ber- sujud (sembahyang). (Ali Imran: 113).
30. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka ber¬tashbih memuji-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka ber¬- sujud. (Al-A'raf: 206).
31. Aku mendapati dia dan kaumnya ber- sujud kepada matahari, selain Allah .... (Al-Naml: 24).
32. Dan jika dibacakan Al-Quran kepada mereka, mereka tidak ber- sujud. (Al-Insyihaq: 21).
33. Dan pada bagian dari malam, maka sujud-lah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. (AI-Insan: 26).
34. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujud-lah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (AI-Alaq: 19).

Saya bukanlah penghafal Alquran, yang bisa dengan mudah tahu dimana letak kata-kata “langit ke tujuh” dan “sujud” dalam 30 Juz Al Quran. Tapi saya diberikan sedikit kemampuan untuk dengan mudah menggunakan teknologi informasi pada katalog Tafsir Al Quran.

Menggunakan apa yang kita miliki sedikit untuk mempelajari ilmu agama lebih baik dari pada menjadi orang pandai tetapi tidak berguna bagi agama dan orang-orang disekelilingnya.

See u in the next amazing math in Quran.... 

Matematika dan Alquran (Chapter 3)

Bulan agustus hampir lewat, biasanya bulan agustus sangat meriah dengan pesta-pesta rakyat memperingati kemerdekaan Indonesia, tapi karena bulan agustus tahun ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, jadi banyak perayaan diadakan di bulan Juli. Gak banget kayaknya, dipaksanya buat acara bulan juli, padahal bulan juli 1945, Indonesia masih belum memproklamirkan negaranya. Indonesia yang pada beberapa share facebook yang sampai ke saya, menyatakan bahwa Indonesia adalah negara terkaya di dunia, bagi saya omong kosong. Untuk apa kaya tapi tak mampu menghidupi masyarakatnya. Saya sangat tidak setuju dengan notes itu, hanya mengajarkan kita bermimpi dan terus bermimpi.

Sebagai info, isi ceramah di salah satu mesjid menyatakan ternyata negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Palestina, negara yang sampai sekarang belum merdeka.

Hitung-Hitung kemerdekaan Indonesia, juga ada yang unik, Indonesia terdiri dari huruf-huruf I, N, D, O, N, E, S, I, A. biar lebih jelas, saya uraikan aja:

I huruf ke 9
N hufur ke 14
D huruf ke 4
O huruf ke 15
N huruf ke 14
E huruf ke 5
S huruf ke 19
I huruf ke 9 dan
A huruf ke 1

Jika urutan huruf itu semuanya ditambah, 9+14+4+15+14+5+19+9+1 = 90

Indonesia secara de-yure, baru merdeka tanggal 18 agustus 1945 dimana pengakuan internasional sudah dikumandangkan, yang jika di nominalkan: 18-08-1945, dan jika dijumlahkan; 18+8+19+45 = 90

(i) 9+14+4+15+14+5+19+9+1 = 90
(ii) 18+8+19+45 = 90

Menarik bukan? Appalause untuk Indonesia...!!!!!

Kalo jam kemerdekaan proklamasi juga dihitung, yaitu jam 10.10 pagi, dan masing-masing ditambah, maka akan sama-sama menghasilkan 100 dan 100.. Top 100 untuk Indonesia... tapi ini udah rada maksa..

Sekarang kita akan menghitung umur alam semesta
Ha? Yakin lo?
Perpaduan Ilmu Pengetahuan, Teknologi Informasi dan Al Quran membuat saya sangat yakin

Secara ringkas, umur elemen kimia dapat diperkirakan berdasarkan uji radio aktif terhadap atom tersebut. Dan umum¬nya dapat ditentukan dengan menggunakan uji contoh batu¬batuannya, yaitu dengan mengukur perubahan elemen berat seperti Rubidium Rb-87. Bila uji Rubidium ini diterapkan atas batuan yang tertua di bumi akan didapatkan bahwa batuan tertua ber¬umur 3,8 miliar tahun. Jika diterapkan atas batuan tertua dari meteor akan didapatkan angka 4,56 miliar tahun. Kesimpulan ini membuktikan bahwa tata surya kita berumur sekitar 4,6 miliar tahun (sumber: buku favorit saya, Buku Pintar, karangan Iwan Gayo).
Sedikit berbeda, bila metode ini digunakan untuk mengukur gas di alam semesta maka akan menyebabkan tingkat variasi yang lebih lebar. Ilmuwan cukup puas mengetahui umur alam se¬mesta sejak Dentuman Besar (Big-Bang) dengan perhitungan elemen kimia yaitu antara 11-18 miliar tahun.(dalam buku Angel and Demons, dijelaskan teori ini ternyata dikemukakan oleh George Lemaitre, bukan oleh Edwin Hubble)

Mohamed Asadi dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything mengatakan bahwa umur alam semesta, berdasarkan penyelidikannya terhadap bintang-bintang tertua, adalah antara 17 sampai 20 miliar tahun. Sedangkan Profesor Jean Claude Batelere dari College de France menyatakan bahwa umur alam semesta kira-kira 18 miliar tahun.

Sebenarnya, dalam Alquran, sudah dengan tersirat dijelaskan oleh Allah pada hanya 2 ayat saja, tapi menjelaskan kemungkinan umur dari alam semesta.

Dalam al-Qur'an ada dua ayat yang mengindikasikan perhitungan alam semesta selain makna relativitas waktu, yaitu: QS as-Sajdah ayat 5 dan QS al-Ma'arij ayat 4 yang bunyinya:

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS as-Sajdah : 5)

Dan

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun" (al-Ma'arij: 4)

Kita dapat mencatat bahwa al-Qur'an tidak mengatakan "50.000 tahun" waktu bumi. Karena waktu ini adalah waktu relatif di suatu tempat di langit, di mana satu hari sama dengan 1000 tahun waktu bumi. Hari relatif tersebut merupakan umur alam semesta di mana sistem tata surya manusia (kita) berada.

Mari kita konversikan waktu relatif alam semesta:

50.000 x 365 hari = 18.250.000

Satu hari relatif di "satu tempat" di alam semesta, di tempat malaikat melaporkan urusannya, sama dengan 1000 tahun di bumi:

18.250.000 x 1000 = 18.250.000.000 tahun atau 18,25 miliar tahun.

Dengan demikian, umur alam semesta dari AlQuran yang diturunkan pada masa Nabi Muhammad yang sangat Mulia adalah 18,25 miliar tahun. Hasilnya hampir sama dengan perhitungan Profesor Jean Claude Batelere dari College de France tersebut di atas.

NASA memperkirakan umur alam semesta antara 12-18 miliar tahun berdasarkan pengukuran seberapa cepat alam semesta kita ini ekspansi setelah terjadinya "Dentuman Besar"

Dr. Marshall Joy dan Dr. John Carlstrom dari Universitas Chicago (tim NASA) telah mampu mengatasi masalah pengukuran kecepatan ekspansi alam semesta dengan teknik terbaru, yaitu menggunakan radio interferometer untuk menyelidiki dan mengukur fluktuasi Cosmic Microwave Background Radiation (CMBR). Dengan demikian, umur alam semesta dapat diperkirakan. Sedangkan tim NASA lainnya memperkirakan umur alam semesta antara 8-12 miliar tahun berdasarkan pengukuran jarak galaksi "M100" dengan teleskop ruang angkasa Hubble. Galaksi tersebut diperkirakan berjarak 56 juta tahun cahaya dari bumi. Namun demikian, pengukuran umur alam semesta ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana mungkin alam semesta umurnya lebih muda, padahal salah satu bintang di Bima Sakti mungkin umurnya jauh lebih tua dari perkiraan tersebut? (sumber: salah satu dari film di laptop saya, “Into the Universe with Stephen Hawking”)

Pembaca telah mendapatkan pengetahuan bahwa kata-kata dalam al-Qur'an mempunyai makna yang bertingkat. Beberapa kata mempunyai arti langsung, tetapi yang lain tidak, atau belum tentu.

Misalnya saja, kata yang berarti bulan adalah syahr, dalam al-Qur'an disebutkan sebanyak 12 kali. Ini sesuai dengan 12 bulan dalam 1 tahun. Sedangkan kata yang berarti hari adalah yaum, yang disebutkan 365 kali dalam al-Quran. Ini juga sesuai bahwa 1 tahun rata-rata sama dengan 365 hari. Tetapi kata yang berarti tahun, yaitu sanah disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak 19 kali! Bagaimana kita memahaminya?

Kata Bulan disebutkan 12 kali
Kata hari disebutkan 365 kali
Dalam Alquran

# makin terkesima...

Dalam ilmu astronomi. Ang¬ka 19 atau 19 tahun adalah satu periode di mana posisi relatif bumi dan bulan kembali ke posisi semula secara berulang sete¬lah 19 tahun kemudian. Siklus ini ditemukan oleh Meton orang Yunani dan disebut Metonic cycle (sumber: Wikipedia)

contohnya gini, misalnya sekarang tanggal 30 Agustus tahun 2010, dan bulan purnama terlihat pada posisi dekat bintang Virgo, kapan kita dapat melihat bulan purnama pada posisi yang sama?"

"Jawabnya bukan bulan depan atau tahun depan, tetapi tanggal 30 Agustus tahun 2029, 19 tahun kemudian."

Mengapa 19 tahun? Karena fase Tahun Matahari dan Tahun Bulan akan bertemu tepat pada siklus yang ke-19, di mana 235 bulan Kalender Bulan tepat sama dengan siklus 19 tahun berdasarkan Kalender Matahari.

(29,53 hari x 235 kira-kira sama dengan 365,24 hari x 19).

Bumi keliling Matahari selama 365,24 hari
Bulan keliling Bumi selama 29,53 hari

Meton dari Athena pada tahun 440 SM mengetahui bahwa 235 bulan berdasarkan Kalender Bulan sama dengan 19 tahun Kalender Matahari. Oleh karena itu, siklus ini dikenal dengan siklus Meton, dan merupakan basis perhitungan kalender di Yunani sampai Kalender Julius Caesar diperkenalkan pada tahun 46 SM. Bagi kaum Muslim, menggunakan Kalender Bulan karena sesuai dengan kebutuhan untuk perhitungan bulan Ramadhan, bulan Haji, dan peristiwa-peristiwa Islam lainnya. Namun sebelumnya, Kalender Bulan ini dipergunakan juga oleh kaum Yahudi, bangsa Babilonia, dan Cina.

Dengan demikian, jumlah penyebutan kata-kata tertentu dalam al-Qur'an mempunyai makna yang sangat dalam, dan baru dapat diketahui oleh kita jika kita mempunyai penge¬tahuan dan sains yang cukup luas.

Saya rasa cukup mempelajari matematika islam untuk malam ini, matematika tidak perlu dipelajari terlalu lama, bisa membosankan dan membingungkan. Yang penting baca, baca dan baca agar menambah wawasan. Muslim yang ingin maju adalah muslim yang rajin membaca tentang Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat. Bukan Muslim yang hanya ngaji quran tanpa arti, hanya meratep-ratep tanpa makna dan hanya duduk di warung kopi, ups.......!!!!

Matematika dan Alquran (Chapter 4)

Matematika adalah bahasa universal Ilmu Pengetahuan, Ilmuan Jepang bisa berkomunikasi dengan Ilmuan Jerman dengan Matematika, tidak perlu pakai bahasa inggris. Matematika juga adalah “bahasa tuhan” dalam menciptakan Alam Semesta. Allah mengenkripsikan Matematika dalam Alquran, untuk memelihara komitmen isi dan bacaan serta kandung yang ada didalamnya. Dan mem[elajari matematikan dalam alquran,sangat menarik, terutama saat mengupas angka demi angka yang terdapat pada kitab umat muslim ini

Contohnya, kata Shalawat, dalam Alqur’an ditemukan sebanyak 5 kali, sesuai dengan sunah rasul untuk membaca shalawat di tiap akhir kita shalat. Ayat tersebut ada di QS Al Baqarah: 157 dan 298, QS at Taubah :99, QS Al Haj:40 dan QS al Mukminun: 9. Maka dari sini dapat kita ambil pelajaran, bershalawatlah kita untuk Baginda Muhammad SAW setelah habis shalat.

Contoh kedua, Kata shalat berikut turunan katanya, disertai dengan kata qiyam berikut turunan katanya, dalam Al-Quran disebut 51 kali. Jumlah ini sebanding dengan jumlah rakaat shalat, yaitu 17 rakaat shalat wajib yang lima, ditambah dengan 34 rakaat shalat sunat yang sangat dianjurkan sehari-hari yaitu: jika shalat sunat fajar (shubuh) dipandang dua rakaat, delapan sunat rakaat shalat zhuhur, delapan rakaat shalat ashar, empat rakaat shalat maghrib, dan sunat isya dipandang satu rakaat dari dua rakaat dengan satu duduk, ditambah dengan 11 rakaat sunat malam, sehingga jumlahnya lengkap 34 rakaat. Dengan demikian, maka jumlah keseluruhan shalat tersebut dengan ditambah 17 rakaat shalat wajib menjadi 51 rakaat.

Kata kerja perintah (fi'l al-amr) "aqim" atau "aqimu" (dirikanlah) yang diikuti dengan kata "shalat" disebut sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu (17 rakaat). Yang mendukung hal demikian, adalah juga disebutkannya kata "fardh" dengan berbagai turunan katanya yang disebut sebanyak 17 kali rakaat shalat wajib dalam sehari semalam, yang juga sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu
Kata "faradha" berikut turunan katanya dengan pengertian faridah (kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan) di dalam Al¬Quran disebut sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat.

Menurut keyakinan kaum Muslimin, bahwa ulul azmi dari kalangan Rasul berjumlah lima orang, yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw. Dalam Al-Quran, ternyata kata 'azm disebut sebanyak lima kali, sama dengan jumlah Rasul-Rasul-Nya yang termasuk ulul 'azmi

Kata thawaf yang terpuji di dunia dan kata turunannya dalam Al-Quran, disebut sebanyak tujuh kali, sama dengan jumlah thawaf mengelihngi Ka'bah dan ketika sa'i antara Shafa dan Marwa,

Kata kiblat dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali sama dengan jumlah thawaf di sekitar kiblat (Ka'bah)
Dalam Al-Quran, kata al-barr dengan arti "darat" disebut 12 kali, sedangkan kata al-bahr (laut) - baik mufrad, mutsanna, dan jamaknya - disebut 40 kali. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan antara daratan dan lautan di planet bumi ini

Menarik karena Alquran terlihat tidak seperti buku yang diciptakan ngasal, semua isinya berkaitan sangat erat dengan maknanya. Sangat tidak mungkin benar anggapan orang orientalis yang mengatakan bahwa Al Quran itu ciptaan nabi Muhammad. Al Quran adalah murni dari Allah yang diturunkan kepada Manusia melalui Malaikar Jibril yang kemudian dipelihara kemurniannya oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya.
Cara Al Quran diturunkan

Ayat-ayat dan surat-surat Al-Quran tidak diturunkan menurut urutan yang kita baca dalam Al-Quran sekarang ini, yakni pertama surat al-Fatihah, kemudian al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa' dan seterusnya. Karena, di samping ada bukti-bukti sejarah tentang hal itu, kandungan ayat-ayat Al-Quran sendiri memberi kesaksian tentang hal tersebut. Sebab sebagian surat dan ayat yang berkenaan dengan masalah-masalah yang terjadi pada awal masa kenabian, ternyata terletak di bagian akhir Al-Quran, seperti surat al-'Alaq dan al-Qalam. Dan sebagian lain, yang berkenaan dengan masalah­masalah pada masa sesudah Hijrah dan akhir masa Nabi s.a.w., ternyata terletak di awal Al-Quran, seperti surat-surat al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Anfal dan at-Taubah.

Sesungguhnya perbedaan antara kandungan surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran, dan kaitannya yang erat dengan peristiwa­peristiwa yang terjadi selama dakwah Nabi, mengharuskan kita untuk mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan dalam waktu dua puluh tiga tahun, yakni masa dakwah Nabi. Sebagai contoh, ayat­ayat yang mengajak kaum musyrikin untuk menerima Islam dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala turun pada masa sebelum Nabi hijrah dari Makkah, yang pada masa ini Nabi meng­hadapi banyak cobaan dan tantangan dari para penyembah ber­hala. Sedangkan ayat-ayat tentang perang dan hukum diturunkan di Madinah, yang pada masa ini Islam mulai tersebar dan kota ini menjadi pusat pemerintahan Islam yang besar.

Pembahasan tadi menunjukkan bahwa ayat-ayat dan surat­surat Al-Quran terbagi menjadi beberapa bagian menurut tempat turun, waktu, sebab dan kondisinya. Yaitu: Surat Madinah dan Surat Makkah.

surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran tidak dihimpun dan dicatat menurut kronologi (urutan) turunnya kepada Rasulullah s.a.w. Ulama-ulama dahulu, khususnya ulama Ahlus Sunnah, dalam mengurutkan surat-surat dan ayat-ayat Al­Quran berlandaskan pada atsar (perkataan atau perbuatan sahabat atau tabi'in). Di antara atsar - atsar yang dikemukakan berkenaan dengan masalah ini adalah sebuah atsar yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Dia berkata: "Apabila pembukaan suatu surat di­turunkan di Makkah, maka pembukaan itu ditulis di kota ini.

Kodifikasi AI-Quran

Pembicaraan tentang kodifikasi (penyusunan) Al-Quran harus dilakukan dalam dua tahap:

1. Al-Quran sebelum wafat Rasulullah

Al-Quran diturunkan ayat demi ayat dan surat demi surat. Karena kefasihan dan keindahan bahasanya luar biasa, ia tersebar dengan cepat dan menakjubkan. Orang-orang Arab, yang sangat menggandrungi kefasihan dan keindahan bahasa, tertarik kepada­nya, sehingga dari tempat-tempat yang jauh mereka datang untuk mendengarkan beberapa ayat dari bibir Nabi Muhammad s.a.w. Para pembesar Makkah dan kalangan berpengaruh suku Quraisy adalah penyembah-penyembah berhala dan musuh-musuh Islam. Mereka berupaya keras menjauhkan orang ramai dari Nabi, dan tidak memberi kesempatan untuk mendengarkan Al-Quran, dengan alasan bahwa Al-Quran itu adalah sihir yang dilontarkan kepada mereka. Meskipun demikian, secara sembunyi-sembunyi dalam malam-malam yang gelap, mereka datang mendekati rumah Nabi untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang sedang beliau baca.

Kaum Muslimin juga bersungguh-sungguh dalam menghapal dan mempelajari Al-Quran, karena Nabi s.a.w. diperintahkan untuk mengajarkan Al-Quran kepada mereka (QS 16:44), dan karena mereka berkeyakinan bahwa Al-Quran adalah firman Allah dan merupakan sandaran pertama bagi keimanan-keimanan keagamaan, dan sebab dalam salat mereka diwajibkan untuk mem­baca surat al-Fatihah dan surat yang lain.

Setelah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, dan urusan kaum Muslimin menjadi teratur, beliau memerintahkan kepada sekelompok sahabatnya untuk memperhatikan keadaan AI-Quran, mengajarkan, mempelajari dan menyebarkannya. Wahyu itu dicatat hari demi hari sehingga tidak musnah, dan mereka dibebaskan dari wajib militer, seperti ditegaskan dalam Al-Quran (QS 9: 122).

Mengingat kenyataan bahwa sebagian besar sahabat buta huruf, tidak mengetahui tulis-baca, maka Rasulullah memanfaatkan para tawanan Yahudi. Beliau memerintahkan kepada setiap tawanan itu untuk mengajar beberapa orang sahabat. Dengan cara inilah maka sekelompok sahabat menjadi mengetahui tulis-baca.
Dalam kelompok itu terdapat beberapa sahabat yang tekun membaca Al-Quran, menghapal dan memelihara surat-surat dan ayat-ayatnya. Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan sebut­an al-qurra’. Ketika pecah perang Bir Ma'unahempat puluh atau tujuh puluh al-qurra’ gugur. Ayat-ayat yang diturunkan secara bertahap, ditulis pada papan-papan, kulit domba atau pelepah kurma, dan dihapal.

Tidak dapat diragukan dan diingkari bahwa sebagian besar surat Al-Quran tersebar luas melalui para sahabat sebelum Rasulul­lah wafat. Nama-nama dari kebanyakan surat itu telah disebutkan dalam banyak hadis yang diriwayatkan oleh golongan Syi'ah maupun Ahlus Sunnah. Hadis-hadis itu menjelaskan bagaimana Nabi menyampaikan dakwah Islam, bagaimana beliau melakukan salat dan membaca Al-Quran. Demikian pula, dalam beberapa hadis kita menemukan nama-nama tertentu surat-surat Al-Quran sebelum Rasulullah wafat, seperti at-Thawal, al-Ma'in, al-Matsani dan al-Mafshalat.

2. Sesudah Rasulullah wafat

Sesudah Rasulullah wafat, Ali - yang oleh Nabi dikukuhkan sebagai orang yang paling tahu tentang Al-Quran - diam di rumah­nya untuk menghimpun Al-Quran dalam satu mushaf menurut urutan turunnya. Dan belum enam bulan sejak wafatnya Rasulullah, dia telah merampungkan penghimpunan itu dan mengusungnya ke atas punggung unta.
Satu tahun sesudah Rasulullah wafat, pecah perang Ya­mamah yang merenggut korban tujuh puluh orang qurra’. Pada waktu itu khalifah berpikir untuk menghimpun surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran dalam satu mushaf, karena khawatir akan ter­jadi perang lagi serta khawatir akan punahnya para qurra’ dan hilangnya Al-Quran karena kematian mereka. Khalifah memerin­tahkan kepada sekelompok qurra` sahabat di bawah pimpinan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran. Mereka menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan kulit-kulit domba yang terdapat di rumah Nabi yang ditulis oleh para penulis wahyu, dan tulisan-tulisan yang ada pada sahabat-sahabat yang lain. Setelah menyelesaikan penghimpunan itu, mereka menyalin be­berapa naskah dan dibagikan ke beberapa negeri Islam.

Sesudah khalifah ketiga mengetahui bahwa Al-Quran terancam perubahan dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya, dia memcrintahkan untuk meng­ambil mus-haf yang disimpan oleh Hafsah, yakni naskah pertama di antara naskah-naskah khalifah pertama, dan memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang di antaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mus-haf tersebut. Khalifah ketiga juga memerintahkan agar semua naskah yang terdapat di negeri-negeri Islam dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah, kemudian dibakar.

Mereka menulis lima naskah Al-Quran. Satu naskah ditinggal di Madinah dan empat yang lainnya dibagi-bagikan ke Makkah, Suriah, Kufah dan Basrah. Masing-masing satu buah. Ada yang mengatakan bahwa selain lima naskah ini, ada satu naskah yang dikirimkan ke Yaman, dan satu lagi ke Bahrain. Naskah inilah yang dikenal dengan scbutan Mus-haf Imam dan semua naskah Al­Quran ditulis menurut salah satu dari kelima naskah ini. Semua naskah ini dan mus-haf yang ditulis melalui perintah khalifah pertama tidak berbeda, kecuali dalam satu hal, yaitu bahwa surat al-Bara'ah dalam mus-haf khalifah pertama diletakkan di antara surat-surat mi'un, dan surat al-Anfal diletakkan di antara surat­surat matsani. Sedangkan dalam Mus-haf Imam, surat al-Anfal dan al-Bara'ah diletakkan di antara
surat al-A'raf dan Yunus.

Matematika dan Al Quran (Chapter 5)

Misteri 19
Dalam chapter 1, telah alis bahas angka 19 adalah jumlah huruh Hijaiyah yang terdapat dalam Kalimat Basmallah. Dalam chapter 3, alis bahas juga angka 19 juga adalah jumlah kata Sanah yang berarti tahun dalam Al Quran. Angka 19 atau 19 tahun juga adalah satu periode di mana posisi relatif bumi dan bulan kembali ke posisi semula secara berulang sete¬lah 19 tahun kemudian. (lebih lengkapnya, lihat Chapter 3)
19 memiliki segudang Misteri dalam Al Quran yang maknanya bisa kita cerna secara religi dan secara ilmu matematika. Meskipun Pythagoras, Euler dan Gauss telah lama memikirkannya, tetapi struktur komplek ini tetap juga belum diketahui jawabannya.
Dr. Peter Plichta ahli kimia dan matematika dari Jerman berpendapat bahwa, tampaknya, semua formula matematika dan angka-angka berhubungan dengan dua kutub matematika alam semesta ini. Angka 81 spesifik karena melengkapi angka 19, (19 + 81= 100). Jumlah angka-angka tersebut adalah 19:

1 + 9 + 8 + 1 = 19.

Bila kita analisis sedikit lebih lanjut, terdapat hubungan angka-angka tersebut dengan cara:

1 : 19 = 0.052631578947368421052631578947368947368421

Angka yang berulang secara periodik, berulang dengan sendirinya tepat pada digit ke-19 sesudah koma, dan, yang me¬narik jumlah dari angka-angka tersebut

( 0 + 0 + 5 + 2 + 6 + 3 + 1 + 5 + 7 + 8 + 9 + 4 + 7 + 3 + 6 + 8 + 4 + 2 + 1 ) adalah = 81 !

Sekarang:

1 : 81 = 0.0123456790123456790123456790123456789

Ups! Angka 8 terlewat, padahal angka yang lain secara periodik muncul.

Hilangnya angka 8 adalah ilusi, dan nilai resiprokal angka 81 adalah "alamiah", menghasilkan satu seri sistem desimal bilangan 0,1, 2 .... dan seterusnya; dan sistem itu bukan buatan manusia. Tetapi mengapa angka 8, bukan angka lainnya, yang "hilang"? Diduga, karena angka 8 berhubungan dengan angka 19. Yaitu:

Bilangan prima ke-8 adalah 19.

Dalam budaya Cina kuno, angka 8 melambangkan yat kwa, delapan penjuru angin, jalan menuju ke harmoni - keseimbangan kehidupan dengan alam sekelilingnya (sumber: Wikipedia). Dalam al-Qur'an, angka 8 merupakan jumlah malaikat, force, yang menjunjung 'Arsy (Kursi, Singgasana), mengatur keseimbangan 'Arsy, yang bermakna power and authority dominion, baik sebelum maupun saat Kiamat. Hal ini terdapat dalam QS al-Haqqah ayat 17 yang bunyinya: “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.”

Makanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) senang banget dapat Nomor Urut 8 pada Pemilu lalu..hihi

al-Qur'an menjelaskan bahwa untuk menambah keimanan para pembaca kitab (Yahudi, Kristen, Islam, dan lain¬nya), maka ia memberikan kita "enkripsi" atau "kode" bilangan 19. Dalam bahasa al-Qur'an disebut "suatu perumpamaan yang sangat aneh", atau matsal. Berguna untuk menambah keimanan dan keyakinan bagi para pembaca yang serius, berpikir terbuka, dan beriman, tetapi menambah kebingungan bagi orang-orang yang berprasangka, tertutup dan "menentang" kitab
Keterangan tersebut dimulai ketika kita membaca Surat al-¬Muddatstsir:

"Neraka (saqar) adalah pembakar kulit rnanusia. Di atasnya ada sembilan belas (19) penjaga Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang¬orang yang diberi al-Kitab menjadi yakin, dan supaya orang-orang yang beriman bertambah iman nya, dan supaya orang-orang Mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatankan): 'Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?' " (al-Muddatstsir 74: 29-31)

Diriwayatkan Kisah ini awalnya dimulai ketika-menurut at-Turmudzi, yang meriwayatkan dari sahabat Nabi, Jabir ibn 'Abdillah' - sebagian orang Yahudi bertanya kepada sekelompok sahabat Nabi saw, "Apakah Nabi anda mengetahui jumlah penjaga neraka?" Maka turunlah ayat ini kepada Nabi, karena ditanya¬kan oleh para sahabat. Riwayat lain menyimpulkan, ketika turun ayat 30 surat ini, Abu Jahal berkata, "Kalian adalah orang¬orang kuat dan pemberani, apakah kalian tidak mampu mengalahkan ke-19 penjaga neraka itu? Salah seorang di antara mereka yang bernama Abu al-Ayad ibn Kaidah al-Jumahiy, berkata dengan angkuhnya, "Dengan tangan kananku kukalahkan sepuluh dan dengan tangan kiriku sembilan". (Sumber: Sirah Nabawiyah)
Struktur matematis al-Qur’an sangat bervariasi, tetapi dalam chapter ini yang penting diperlihatkan adalah struktur bilangan 19.
Struktur pertama berhubungan dengan jumlah surat dan banyaknya juz dalam al-Qur'an. Jumlah surat di dalam al¬-Qur'an adalah 114. Angka 114 adalah angka ajaib, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah (6 x 19). Bilangan 619 merupakan prima kembar dengan pasangan 617. Kita ketahui pula, isi al-Qur’an terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah bilangan komposit (bilangan tidak prima) yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30.
Struktur kedua adalah ditemukan kode-kode tertentu sebagai pengawasan paritas. Sehingga isi yang diterima diyakini asli oleh "pembaca", dan tidak berubah. Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu ketentuan paritas dengan kondisi di atas; jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat genap adalah 3.450 atau (345 x 10) dan jumlah nomor surat ke-54 dengan ayat-ayat ganjil adalah 3.150 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah 6.555 atau (345 x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6+7+....+114 = 6.555.

Surat bernomor genap : 60 surat dengan total jumlah ayat: 3450
Surat bernomor ganjil : 54 surat dengan total jumlah ayat: 3155
Jumlah ayatnya 6555

Dimana 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6+7+....+114 = 6.555.

Hoho menariknya.. Dengan demikian, nomor surat dan jumlah ayat-ayatnya tidak dapat dipertukarkan - jika tertukar - struktur di atas tidak berlaku. Misalnya, Surat al-Fatihah ditukar tempatnya dengan Surat al-Baqarah maka jumlah ayat-ayat yang genap menjadi 3.449 dan jumlah ayat-ayat yang ganjil menjadi 3.151.

Struktur ketiga Berpasangan sempurna dan simetris. Pemilihan angka 114 sangat luar biasa. Kita akan mendapatkan jumlah surat pembagi yang sama banyaknya, yaitu masing-masing 38 surat. Ada 38 surat yang nomor suratnya habis dibagi dengan 2, Ada 38 surat yang nomor suratnya habis dibagi dengan 3, dan ada 38 surat yang tidak habis dibagi 2 dan 3.. Seperti ini detailnya:

38 surat habis dibagi dengan 2, bernomor: 2, 4, 8, 10, 14, 16, 20, 22, 26, 28, 32, 39, 38, 40, 44, 46, 50, 52, 56, 58, 62, 64, 68, 70, 74, 76, 80, 82, 86, 88, 92, 94, 98, 100, 104, 106, 110, 112.

Jika ditambah = 2166 atau 19 x 114

38 surat habis dibagi dengan 3, bernomor: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60, 63, 66, 69, 72, 75, 78, 81, 84, 87, 90, 93, 96, 99, 102, 105, 108, 111, 114

Jika ditambah = 2223 atau 19 x 117

38 surat yang tidak habis dibagi 2 dan 3, bernomor: 1, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 25, 29, 31, 35, 37, 41, 43, 47, 49, 53, 55, 59, 61, 65, 67, 71, 73, 77, 79, 83, 85, 89, 91, 97, 95, 101, 103, 107, 109, 113.

Jika ditambah = 2166 atau 19 x 114


Dan yang menarik, ada 19 Surat yang jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah bilangan Prima. Dan total ayat dari 19 surat itu adalah 969, atau 19 x 51

Hmmmffff....
Malam makin larut, saya harus siap2 untuk keliling wisata kuliner di Batam besok...Muslim yang cerdas adalah muslim yang berdoa sekaligus belajar...Bukan hanya menadahkan tangan berdoa sampe nangis2, tapi gak ada usaha. Yang lucunya, ada pula yang berdoa di Facebook..hihi kasian.... se yu in de neks meth

Matematika dan Alquran (Chapter 6)

Alhamdulillah sudah mencapai malam ke 27 Ramadhan, tapi sayangnya tadarus saya masih di Juz 20. Maaf, bukan maksud takabur (bahkan saya menerima jika yang baca ini mikir: sok banget sih lu lis). Tapi inti dari Chapter ini bukan masalah 20 Juz, tapi terletak di Surat yang baru saja saya baca, menarik Suratnya setelah saya baca Arti dari nama surat itu. Al Ankabut ( Laba-Laba). Dan ternyata, meski Surat ini bernama laba-laba, tapi hanya satu ayat yang menyebut kata laba-laba di Surat ini, yaitu di surat ke 41. Menarik.. kenapa 41?

QS al-'Ankabut (Laba-laba), atau surat penengah, karena terletak di tengah-tengah urutan surat fawatih (surat yang dimulai dengan kombinasi huruf2 hijaiyah, misal QS al Baqarah dengan Alif Lam Mim), hanya punya satu ayat yang menerangkan Laba-laba, yaitu:

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.(QS. Al ‘Ankabut :41)

Ya bisa diliat lah akhir-akhir ini, orang banyak yang mengambil pelindung dari berbagai macam jenis produk dunia, seperti Facebook, masih gak habis pikir banyak yang berdoa di facebook… 

Lalu mengapa al-Qur'an menunjuk rumah laba-laba sebagai perumpamaannya?

Dalam matematika, bilangan 29 adalah bilangan prima kembar dengan pasangan 31. Bagian paling menarik dari surat ini adalah hubungan antara "rumah laba-laba" yang berbentuk hexagonal atau bersudut 6 dengan bilangan prima kembar, serta hipotesis susunan (banyak) alam semesta.

Bentuk heksagonal, dengan segi 6 bersudut 60° adalah bentuk geometri yang paling efisien dalam memanfaatkan se¬mua area yang ada, karena dengan volume yang sama tetapi didapat dengan jumlah keliling yang paling sedikit, dibanding¬kan bentuk segi lainnya. Hal yang sama terjadi pada Rumah Madu nya Lebah. Tidak heran pola heksagonal ini-menurut NASA - dapat ditemukan di mana-mana, di alam semesta, baik teratur (tertutup) maupun tidak teratur (terbuka), karena efisien. Misalnya, sarang laba-laba, sarang (sel) lebah, molekul atom, sel surya, kabel serat optik, buah jeruk, dan kristal es yang membeku. (sumber: buku Harun Yahya, tentang Misteri Hexagonal)

Hipotesis dari para ahli kosmos di Inggris, misalnya, Sir Martin Rees: bentuk (banyak) alam semesta seperti tersusun dari dengan ukuran yang sama sebuah gelembung kecil yang dikelilingi 6 gelem¬bung-gelembung lainnya-menjadikan bentuk yang paling kompak dengan pola heksagonal. Lalu mengapa angka 6?

Ilmuwan matematika berpendapat bahwa umumnya (rata-rata ya) kelipatan angka 6 selalu diikuti oleh bilangan prima baik sebelumnya atau sesudahnya. Bahkan beberapa di antaranya membentuk bilangan prima kembar yang istimewa;

bilangan 29 dan 31, di tengahnya terdapat angka 30, (6 x 5).
Bilangan 17 dan 19, di tengahnya angka 18, (6 x 3),
dan bilangan 5 dan 7, di tengahnya angka 6.
Bilangan lainnya adalah 41 dan 43, di tengahnya angka 42 (6 x 7).
Susunan seperti ini, yang diyakini oleh sebagian besar ahli astrofisika sebagai susunan multi universes; yaitu 1 + 6. (satu di tengah, dikelililingi 6 lainnya).

masuk ke al-Quran, faktanya, Surat al-'Ankabut bernomor 29, pada ayat 41 (laba-laba): kedua-duanya adalah bilangan prima kembar, de¬ngan angka yang diapit bilangan 30 dan 42, merupakan pola heksagonal pula atau sistematika angka 6.

Nah, pada chaper 5 sebelumnya, pernah dibahas jumlah surat pada Al Quran adalah 114, dimana 114 adalah 19 x 6. Kita sudah bahas habis misteri 19 chapter kemarin. Berarti sekarang kita dapat jawaban, kenapa harus 114 Surat, karena ternyata 6 juga punya misteri yang sangt banyak.

114 = 19 x 6

6 berada di antara bilangan prima 5 dan 7
5 adalah jumlah shalat Fardhu
7 adalah lapisan langit dan Bumi (lapisan dimensi alam)

19 sudah kita bahas sebelumnya.

Pada chapter 4 diterangkan, Al-Qur'an yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad (taufiqi), tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu, ternyata mempunyai struktur yang spesifik. Penempatan surat, ayat, jumlah surat, jumlah ayat, semuanya tersusun sedemikian rupa sehingga kehilangan, bertambah atau tertu¬karnya ayat, apalagi tertukarnya surat, membuat kekacauan makna dan struktur tadi. Ini membuktikan bahwa al-Qur'an telah terkodetifikasi secara sempurna sejak 'azali.

Dalam chapter 1, sudah pula diterangkan, pada QS Maryam ayat 93-94;

“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti”.

"Segala sesuatu dihitung dengan teliti satu persatu" termasuk penyebutan angka. Hanya 30 bilangan saja yang disebut al¬Qur'an, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10,11,12,19, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 99, 100, 200, 300, 1.000, 2.000, 3.000, 5.000, 50.000, dan 100.000.

Jumlah angka tersebut 162.146 atau (19 x 8.534)!

Paling menarik, penyebutan angka 30 dalam al-Qur'an hanya dua kali, yaitu diposisikan pada:
Surat al-A'raf (tempat tinggi);

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikiln, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan”

Dan Surat Al Ahqaaf: 15;

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

QS 7:142 dan QS 46:15 yang jika dijumlah dengan cara penjumlahan Kata Indonesia, hhe

maka jumlahnya adalah 7 + 1 + 4 + 2 + 4 + 6 + I + 5 = 30.

Luar biasa, bukan?

"Dua menghitung segala sesuatu satu persatu". ( al-Jinn 72 : 28).

Dengan demikian, jelaslah makna menghitung segala sesuatu, bukan saja amal manusia tetapi juga termasuk penulisan ayat-ayat al-Qur' an. Lalu kita kembali lagi pada pertanyaan mengapa bilangan prima? Khususnya bilangan prima kembar?

Bilangan prima adalah bahasa universal yang dapat dikomunikasikan antara makhluk-makhluk yang berintelegen¬sia tinggi. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, para pemikir matematika percaya bahwa ada hubungan dengan "desain alam semesta".

Dari sisi enkripsi, kodetifikasi atau proteksi suatu pesan, coba kita pikirkan:

Bila kita memakai angka biasa dari 1 sampai 100, maka ada enkripsi 100 bilangan. Coba kita pakai bilangan prima, maka hanya diperlukan enkripsi 25 angka saja. Dari bilangan prima tersebut, kita pakai bilangan khusus yang disebut prima kem¬bar, maka dari angka 1 sampai 100 terdapat bilangan prima kembar, sebagai berikut: 3 dan 5, 5 dan 7, 11 dan 13, 17 dan 19, 29 dan 31, 41 dan 43, 59 dan 61, terakhir 71 dan 73. Cukup 8 pasang angka saja untuk enkripsi bilangan dari 1 sampai 100.

Lalu mengapa angka 19 yang menonjol ?

Menurut mufasir modern, angka 19 berhubungan dengan kata Wahid dalam al-Qur'an atau ber hubungan dengan simbol ke-Esa-an Tuhan, di mana jumlah nilai gematrikal-nya tiap huruf (wahid) atau al-jumal adalah 19 juga. Mufasir modern seperti Dr. Tariq mengatakan, W = 6, A = 1, H' = 8, D = 4, total 19. Dari segi bahasa, kata wahida, berasal dari kata wahada yang berarti "tak terbilang" atau "awal dari bilangan". Arti umum adalah "tidak ada bandingannya" atau "tidak ada yang menyerupainya". Kata Wahid dalam al-Qur'an disebut 20 kali, tetapi yang berhubungan dengan "Ke-Esa-an Tuhan" hanya 19 kali. Sisanya 1 kali, menyatakan bilangan yang berarti satu. Dengan demikian, beberapa mufasir ahli matematika, seperti Dr. Tariq, berpendapat bahwa angka 19 ini bisa diartikan simbol atau cap keesaan Tuhan. (Dr.Tariq adalah ahli matematika, peneliti al-Qur' an di Amerika Serikat, anggota kelompok "submitter" . la mempromosikan al-Jumal untuk menafsirkan beberapa surat al-Qur'an) (sumber: Google)

Matematika Alam Semesta

Matematika Alam Semesta: Hubungan Erat Bilangan Prima dan Desain Kosmos

Bilangan prima adalah dasar dari matematika, termasuk salah satu misteri alam semesta. Tidak pernah terbayangkan oleh manusia sebelumnya, sampai ditemukan bahwa bilangan prima juga merupakan dasar dari kehidupan alam, yang dengan usaha keras ingin dijelaskan dalam sains. Pandangan orang umumnya mengatakan bahwa matematika hanyalah penemuan manusia biasa. Sebaliknya, beberapa pemikir masa lalu – Pythagoras, Plato, Cusanus, Kepler, Leibnitz, Newton, Euler, Gauss, termasuk para revolusioner abad ke-20, Planck, Einstein dan Sommerffeld-yakin bahwa keberadaan angka dan bentuk geometris merupakan konsep alam semesta dan konsep yang bebas (independent). Galileo sendiri beranggapan bahwa matematika adalah bahasa Tuhan ketika menulis alam semesta.
Salah satu teka-teki lama yang belum sepenuhnya terpecahkan adalah bilangan prima. Bilangan prima adalah bilangan yang hanya dapat habis dibagi oleh bilangan itu sendiri dan angka 1. Angka 12 bukan merupakan bilangan prima, karena dapat habis dibagi oleh angka lainnya 2, 3, dan 4. Bilangan prima adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, …. dan seterusnya. Banyak bilangan prima tidak terhingga. Tidak peduli berapa banyak kita menghitung, pasti kita akan menemukan bilangan prima, walaupun mungkin makin jarang. Hal ini menjadi teka-teki kita, jika kita ingat bilangan ini tidak dapat dibagi oleh angka lainnya. Salah satu hal yang menakjubkan, dalam era komputer kita memberikan kodetifikasi semua hal yang penting dan rahasia, di bank, asuransi, dan perhitungan perhitungan
peluru kendali, security system dengan enkripsi, dalam angka jutaan bilangan-bilangan yang tidak habis dibagi oleh angka lainnya. Ini diperlukan karena dengan penggunaan angka lain, kodetifikasi tadi dapat dengan mudah ditembus. Fenomena inilah yang ditemukan ilmuwan dari Duesseldorf (Dr. Plichta), sehubungan dengan penciptaan alam, yaitu distribusi misterius bilangan prima.

Para ilmuwan sudah lama percaya bahwa bilangan prima adalah bahasa universal yang dapat dimengerti oleh semua makhluk (spesies) berintelegensia tinggi, sebagai komunikasi dasar antarmereka. Bahasa ini penuh misteri karena berhubungan dengan perencanaan universal kosmos.
Bilangan lain yang perlu diketahui adalah sisa dari bilangan prima, yakni bilangan komposit, kecuali angka 1, yaitu 4, 6, 8, 9,10,12,14,15, …. dan seterusnya. Dengan kata lain, bilangan komposit adalah bilangan yang terdiri dari minimal dua faktor prima.
Mayoritas ahli astrofisika juga percaya bahwa di alam semesta terdapat “kode kosmos” atau yang disebut cosmic code based on this order, yang dikenal juga sebagai Theory of Everything (TOE), yang artinya terdapat konstanta-konstanta alam semesta yang saling berhubungan berdasarkan perintah pendesain. Sekali perintah tersebut dapat dipecahkan, maka hal ini akan membuka pandangan sains lainnya yang berhubungan.
Baik penulis fiksi ilmiah, misalnya Dr. Carl Sagan dalam bukunya Contact, maupun para pemikir sains, seperti Galileo, Euclid, telah lama berpendapat bahwa bilangan prima adalah bilangan universal yang diyakini merupakan bahasa alam semesta, bilangan yang ada hubungannya dengan desain kosmos, dan dalam operasionalnya banyak dipakai manusia untuk security system – kodetifikasi – enkripsi. Termasuk kemungkinan untuk komunikasi interstellar, antargalaksi, dan komunikasi dengan ETI, Extra-Terrestrial Intelligent.
Pesan berkode dari Frank Drake, penemu kriptogram, dikirimkan kepada para ilmuwan dalam upaya mengatasi kesulitan menemukan arti sinyal artificial extraterrestrial (datang dari luar angkasa, tidak dikenal). Pesan tersebut terdiri dari 1271 garis (1271 adalah bilangan prima) angka 1 dan nol (atau bit). Kunci kode dikenali karena 1271 adalah hasil kali dua bilangan prima 31 dan 41, sehingga informasi dapat diperlihatkan dengan 41 garis dengan 31 bit tiap garis atau 31 garis dengan 41 bit tiap garis. Kemungkinan pertama tidak berarti, tetapi kemungkinan kedua mempunyai gambaran yang lebih berarti. Bernard Oliver salah satu penerima sinyal dari Frank Drake, sesama
ilmuwan, dapat memecahkan kode tersebut. Di mana kemungkinan ini memberikan prospek komunikasi antara makhluk-makhluk di alam semesta dengan spesies yang sama, bahasa yang sama. Kriptogram Frank Drake dapat memecahkan kesulitan komunikasi antargalaksi dengan makhluk berinteligensia tinggi lainnya atau ETI, Extra-Terrestrial Intelligent.

Faktanya, para astronom dan ilmuwan matematika memang percaya bahwa bilangan biner dan bilangan prima adalah dasar dari komunikasi di alam semesta.
Bilangan prima dalam matematika diyakini merupakan salah satu misteri alam semesta, karena hingga era komputer sekarang ini pun, ia banyak dimanfaatkan sebagai sistem kodetifikasi (pengkodean, penyandian) berbagai hal yang penting dan rahasia. Di alam semesta, ia “diduga” menjadi bahasa universal yang dapat dipahami oleh semua makhluk berkecerdasan tinggi dan dipakai sebagai komunikasi dasar antar mereka. Bahkan sejak dahulu, sebagian ilmuwan meyakini adanya hubungan erat bilangan prima dengan desain kosmos.

Ad-Dabbah (Binatang Bumi)



Di antara tanda Kiamat kubro –setelah pintu taubat ditutup dengan terbitnya matahari dari barat– adalah keluarnya binatang bumi yang lain dari biasanya, di mana ia bisa berbicara kepada manusia dan memilah-milah mana mukmin dan mana kafir untuk melengkapi maksud ditutupnya pintu taubat. Munculnya tanda ini sama dengan tanda-tanda yang lain berdasar kepada al-Qur’an dan sunnah.

Firman Allah, “Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82).

Muslim, Abu Dawud dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Zur’ah berkata, Ada tiga orang kaum muslimin yang duduk di sisi Marwan bin al-Hakam, mereka mendengarnya –sementara dia menyinggung tanda-tanda Kiamat– menyatakan bahwa Dajjal adalah tanda pertama yang muncul. Maka Abdullah bin Amru berkata, “Marwan tidak mengucapkan apa-apa, saya telah menghafal suatu hadits dari Rasulullah saw yang tidak aku lupakan sesudah aku mendengarnya dari beliau, beliau bersabda, ‘Tanda yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan munculnya binatang bumi kepada manusia di waktu Dhuha. Apa pun dari keduanya mendahului yang lain maka yang lain menyusul tidak lama kemudian’.”

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ سِتًّا الدَّجَّالَ، وَالدُّخَانَ، وَدَابَّةَ الأَرْضِ، وَطُلُوْعَ الشَمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَأَمْرَ العَامَّة، وَخُوَيِّصَةَ أَحَدِكُمْ.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, “Bersegeralah berbuat baik sebelum datangnya enam perkara: Dajjal, dukhan, binatang bumi, terbitnya matahari dari barat, Kiamat dan kematian salah seorang dari kalian.” (HR. Muslim)

Dari Hudzaefah bin Usaid Al-Ghifari berkata, Rasulullah saw melewati kami, sementara kami sedang berbincang-bincang. Beliau bertanya, “Apa yang kalian perbincangkan?” Kami menjawab, “Kiamat.” Beliau bersabda, “Kiamat tidak datang sehingga kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya: dukhan, Dajjal, binatang bumi, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman: pembenaman di timur, pembenaman di barat dan pembenaman di jazirah Arab, dan yang terakhir adalah api yang menggiring manusia ke padang Mahsyar.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi).

Sifat Binatang Ini

Di antara sifat binatang yang dijadikan oleh Allah sebagai salah satu tanda Kiamat adalah bentuk dan perbuatannya yang lain dari biasanya, ia bisa berbicara dan berdialog dengan manusia dan dia memberi cap iman atau kufur kepada mereka.

Sebagaimana keterangan yang ada di dalam hadits Abu Umamah bahwa Rasulullah bersabda, “Binatang bumi itu keluar maka ia memberi cap kepada manusia di wajah mereka. Kemudian jumlah mereka meningkat sehingga seseorang membeli onta dia ditanya, ‘Dari siapa kamu membeli onta itu?’ Dia menjawab, ‘Dari salah seorang yang dicap wajahnya…’.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah nomor 322).

Keterangann lebih dari ini tentang sifat-sifat dan ciri-ciri binatang ini maka ia hanyalah perkakataan orang-orang tertentu yang perlu dibuktikan dengan hadits yang shahih dari Rasulullah saw, jika tidak maka cukuplah hadits shahih sebagai pemberi keterangan, selebihnya wallahu a'lam.

Binatang apakah ini? Banyak sekali pendapat tentangnya di mana satu sama lainnya saling berselisih. Para pengikut hawa nafsu berusaha membelokkan nash ke arah yang sesuai dengan akidah dan hawa nafsu mereka, maka ada yang mengatakan bahwa binatang ini adalah Ali bin Abu Thalib, bahwa dia akan kembali ke dunia dengan sifatnya. Ada yang mengatakan ia adalah ular yang berada di sumur Makkah. Ada yang mengatakan ia adalah Jassasah yang ada di laut Qalzam. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah anak onta Nabi Shalih, ketika induknya dibunuh ia kabur kemudian ada batu yang terbuka lalu dia masuk ke dalamnya, kemudian ia kembali tertutup maka anak onta ini berada di situ sampai akhirnya ia keluar dalam bentuk binatang ini. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah bibit penyakit. Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat lain tetapi semua itu tidak berdasar kepada sandaran yang shahih bahkan tidak pula dhaif.

Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad berkata, “Ayat Al-Qur’an secara jelas mengatakan dengan bahasa Arab bahwa ia adalah “دابة ”, dan artinya jelas dan dikenal dalam bahasa Arab, tidak diperlukan ta’wil. Hadits telah menjelaskan perbuatannya. Dan banyak sekali hadits-hadits baik yang shahih atau lainnya yang menyatakan datangnya tanda Kiamat ini (binatang bumi) dan bahwa ia keluar di akhir zaman. Dan terdapat atsar-atsar yang menjelaskan sifatnya tetapi ia tidak dinisbatkan kepada Rasulullah saw sebagai penyampai dari Tuhannya dan penjelas bagi ayat-ayat kitabNya, maka tidak apa-apa apabila kita meninggalkannya. Silakan melihat –sebagai contoh– Tafsir Ibnu Katsir (6/305-310).

Akan tetapi sebagian orang di zaman ini yang menisbatkan diri mereka kepada Islam, di mana ucapan yang mungkar dan akal yang rusak menguasai mereka, mereka tidak ingin beriman kepada perkara ghaib, mereka hanya mau beriman kepada sesuatu yang riil yang telah digariskan oleh guru dan teladan mereka dari kalangan Eropa penyembah berhala, para pengikut madzhab permisif, yang membuang segala agama dan akhlak, mereka ini tidak bisa beriman kepada apa yang kita imani, mereka juga tidak bisa mengingkari secara jelas maka mereka kehilangan kontrol, kebingungan dan berpura-pura. Selanjutnya mereka menta’wilkannya, membelokkan ucapan dari makna asli yang sebenarnya berdasarkan bahasa Arab, mereka merubahnya sebagai rumus (teka-teki), hal itu karena pengingkaran yang bercokol di dalam jiwa mereka.

Lebih dari itu sebagian dari mereka menukil ta’wil dari seorang dari India yang dikenal dari kelompok yang menisbatkan dirinya kepada Islam, padahal ia adalah musuh utama Islam dan kaki-tangan para penjajah, musuh-musuh Islam. Lihatlah orang-orang seperti ini, dari sumber manakah mereka berkoar-koar? Dan berpijak kepada apa mereka bertindak? Neraka mana lagi yang mereka masuki? Semua itu karena mereka tidak meyakini ayat-ayat Allah.”

Dajjal, Dabbah, Dan Ya'juj Dan Ma'juj

Bersediakah anda memberikan penjelasan kepada kami tentang Dajjal, Dabbah, dan Ya'juj dan Ma'juj?
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.
Berikut ini akan diterangkan secara ringkas dari kitab dan sunnah yang shahih dari Nabi 'Alaihi Salam tentang keadaan tiga dari tanda-tanda kiamat besar yang akan terjadi di akhir zaman menjelang kiamat.
DAJJAL: Seorang yang diciptakan Allah, yang akan keluar pada akhir zaman dengan membawa kemarahan, dia menebarkan kerusakan di bumi, mengaku sebagai Tuhan, mengajak manusia untuk beribadah kepadanya, menyebarkan fitnah kepada manusia dengan beberapa kelebihan yang Allah berikan kepadanya, seperti menurunkan hujan, menghidupkan bumi dengan tumbuhan dan mengeluarkan kekayaan bumi. Dia adalah pemuda yang merah, pendek, keriting rambutnya, picak mata kanannya sedang yang kirinya ditumbuhi daging tebal di atasnya, di antara kedua matanya tertulis kalimat kafir, kebanyakan pengikutnya adalah Yahudi, dan akhir hidupnya di tangan Isa bin Maryam yang membunuhnya dengan tombak pendek di negeri Lud negeri Palestina.
YA'JUJ dan MA'JUJ: Adalah dua suku yang kafir dari turunan Adam, wajahnya lebar, matanya kecil, mereka dahulu mengadakan kerusakan di muka bumi, lalu Allah mengutus Dzulkarnain, kemudian dia membuat tembok untuk menahan mereka, maka mereka terus-menerus menggali (melubangi) tembok itu sampai Allah mengizinkan mereka keluar pada akhir zaman setelah Isa membunuh Dajjal. Kemudian mereka keluar dengan jumlah yang banyak, lalau meminum air laut Tibriyah, dan mengadakan kerusakan di bumi yang tidak ada seorangpun mampu menghadapinya, lalu Isa dan orang-orang mukmin yang menyertainya mengungsi ke gunung Thur sampai Allah membinasakan mereka dengan cacing-cacing yang memakan tengkuk-tengkuk mereka lalu Allah mengutus burung yang melempar bangkai mereka ke laut dan menurunkan hujan yang membersihkan bumi dari bau bangkai mereka.
[Untuk lebih rinci beserta dalilnya, silahkan baca kitab Asyratus Sa'ah karya Yusuf Al-Wabil (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Tanda-Tanda Hari Kiamat, diterbitkan oleh Pustaka Mantiq Solo, pent.) dan kitab Al-Kiamat Al-Kubra karya Umar Al-Asyqar (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Kiamat Besar diterbitkan oleh PT Serambi Ilmu Semesta)].
DABBAH: Adalah makhluk besar yang akan dikeluarkan oleh Allah di tengah kebejatan manusia, dia akan berbicara dan memberikan nasehat kepada mereka, mampu berfikir, berbicara dan menyebut manusia dengan sebutan dan tanda yang bisa membedakan antara mukmin dan kafir. Tugas seorang muslim adalah beriman dan percaya dengan keterangan dari Allah dan Rasul-Nya. Betapa banyak ciptaan Allah di alam ini yang aneh, asing dan ajaib yang menunjukkan kekuatan dan kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla.
Adapun tempat kembali orang yang ditanyakan, apakah dia dimaafkan karena kebodohannya atautidak dan bagaimana keadaannya pada hari kimat? Maka kita beriman bahwa urusannya terserah Allah. Dan telah dijelaskan jawaban dari pertanyaan yang mirip pada nomor 2443. Silahkan lihat di sana. Wallahu a'lam.
 
Islam Tanya & Jawab
Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

Munculnya Ad-Dukhan


Munculnya asap pada akhir zaman merupakan salah satu tanda kiamat besar yang ditunjukkan oleh dalil Al-Kitab dan As-Sunnah.
Dalil-dalil tentang hal ini dari Al-Qur`an adalah:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ. يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih.” (Ad-Dukhan: 10-11)
Maknanya, tunggulah orang-orang kafir itu –wahai Muhammad (Shallallahu ‘alaihi wa sallam)– pada hari di mana langit mendatangkan asap yang nyata lagi jelas, yang menutupi serta meliputi manusia. Ketika itu, dikatakan kepada mereka: “Inilah adzab yang pedih”, sebagai celaan dan cercaan keras terhadap mereka. Atau sebagian mereka mengucapkan kalimat ini kepada yang lain.1
Tentang apa yang dimaksud dengan ad-dukhan ini, apakah sudah terjadi atau merupakan tanda yang masih ditunggu terjadinya, ada dua pendapat ulama:
1. Ad-dukhan ini adalah apa yang menimpa kaum Quraisy berupa kesempitan hidup dan kelaparan yang terjadi ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan kejelekan bagi mereka karena tidak mau memenuhi dakwah beliau. Mereka melihat sesuatu seperti asap di langit. Pendapat inilah yang dipegang Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dan diikuti sekelompok salaf.
Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ada lima perkara yang telah berlalu: Al-lizam2, Romawi, al-bathsyah, bulan, dan asap.”
Ketika seorang lelaki dari Kindah berbicara tentang ad-dukhan: “Sesungguhnya ad-dukhan akan datang (menjelang) hari kiamat, mengambil pendengaran dan penglihatan orang-orang munafiq,” marahlah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata: “Barangsiapa yang berilmu, berbicaralah. Dan barangsiapa yang tidak berilmu, ucapkanlah: ‘Allah lebih tahu.’ Karena mengucapkan ‘Aku tidak tahu’ ketika memang tidak tahu merupakan bagian ilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepada Nabi-Nya:
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ
“Katakanlah (hai Muhammad): ‘Aku tidak meminta upah sedikitpun kepadamu atas dakwahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan’.” (Shad: 86)
Sesungguhnya Quraisy senantiasa mengulur-ulur waktu untuk masuk Islam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan kejelekan bagi mereka. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
اللَّهُمَّ أَعِنِّـي عَلَيْهِمْ بِسَبْعٍ كَسَبْعِ يُوسُفَ
“Ya Allah, tolonglah aku atas mereka dengan tujuh (tahun) sebagaimana tujuh (tahun paceklik) Yusuf.”
Maka mereka dihukum satu tahun hingga binasa, memakan bangkai dan tulang, dan seseorang bisa melihat sesuatu seperti asap di antara langit dan bumi.”3
Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari, kemudian beliau mengatakan: “Karena Allah –yang Maha Mulia pujian-Nya– mengancam musyrikin Quraisy dengan asap, dan bahwa firman-Nya kepada Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata.” (Ad-Dukhan: 10)
berada pada konteks pembicaraan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap orang-orang kafir Quraisy, dan cercaan-Nya terhadap kesyirikan mereka terhadap-Nya, dengan firman-Nya:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ ءَابَائِكُمُ اْلأَوَّلِينَ. بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ يَلْعَبُونَ
“Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. (Dialah) Rabbmu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu. Tetapi mereka bermain-main dalam keragu-raguan.” (Ad-Dukhan: 8-9)
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala meneruskannya dengan firman-Nya kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata.” (Ad-Dukhan: 10)
yang merupakan perintah kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bersabar, hingga datang adzab-Nya kepada mereka. Hal ini juga merupakan ancaman bagi kaum musyrikin. Hal itu merupakan ancaman bagi mereka, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada mereka. Ini lebih dekat (kepada kebenaran) daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala tunda lalu Dia timpakan kepada selain mereka.4
2. Asap ini merupakan salah satu tanda yang masih ditunggu dan belum terjadi. Hal ini akan terjadi mendekati datangnya hari kiamat.
Pendapat inilah yang dipegang Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, sebagian shahabat dan tabi’in. Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Mulaikah5, dia berkata: “Suatu hari, aku bersama Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma di waktu pagi. Dia berkata: ‘Aku tidak tidur tadi malam hingga subuh.’ Aku bertanya: ‘Mengapa?’ Dia berkata: ‘Mereka mengatakan, bintang Dzu Dzanbin telah terbit. Aku khawatir ad-dukhan telah muncul, maka aku tidak tidur hingga subuh’.”
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Ini adalah sanad yang shahih sampai kepada Ibnu Abbas habrul ummah, penerjemah Al-Qur`an. Dan begitu pula pendapat orang yang menyepakatinya dari kalangan shahabat dan tabi’in seluruhnya, bersamaan dengan adanya hadits-hadits yang shahih maupun hasan dan selainnya yang mengandung kecukupan dan dalil yang jelas bahwa ad-dukhan adalah salah satu tanda yang belum terjadi, dan sekaligus juga itulah zhahir Al-Qur`an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata.” (Ad-Dukhan: 10)
Maksudnya, yang nyata dan jelas, bisa dilihat semua orang. Adapun yang ditafsirkan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu itu adalah bayangan yang dilihat mata mereka karena lapar dan kesengsaraan yang sangat.
Begitu pula firman-Nya:
يَغْشَى النَّاسَ
“Yang meliputi manusia.” (Ad-Dukhan: 11)
Maksudnya, menutupi dan mencakup mereka. Kalaulah hal itu suatu bayangan yang hanya dilihat penduduk musyrikin Makkah, tentu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan berfirman “yang meliputi manusia.”
Dan disebutkan dalam Ash-Shahihain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ibnu Shayyad: “Aku menyembunyikan sesuatu untukmu.” Dia berkata: “Ad-Dukh.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tetaplah di tempatmu. Engkau tidak akan melampaui batasmu.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan terhadapnya:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata.” (Ad-Dukhan: 10)
Dalam hadits ini ada dalil ad-dukhan adalah sesuatu yang belum terjadi dan masih ditunggu, karena Ibnu Shayyad adalah seorang Yahudi Madinah. Padahal kisah ini tidaklah terjadi kecuali setelah beliau hijrah ke Madinah. Selain itu, hadits-hadits shahih menyebutkan bahwa ad-dukhan merupakan tanda-tanda kiamat yang besar, sebagaimana akan dijelaskan.
Adapun penafsiran Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, itu merupakan ucapan beliau saja. Dan sesuatu yang marfu’ (diriwayatkan sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) didahulukan atas setiap yang mauquf (diriwayatkan sampai kepada shahabat).

Sebagian ulama mengompromikan riwayat-riwayat ini dengan menyatakan bahwa itu adalah dua asap. Salah satunya sudah terjadi, sedangkan yang kedua –yang muncul menjelang hari kiamat– belum. Yang sudah muncul adalah yang dilihat oleh bangsa Quraisy layaknya asap, namun bukan asap hakiki, yang terjadi ketika munculnya tanda-tanda hari kiamat.
Al-Qurthubi rahimahullahu berkata: “Mujahid rahimahullahu berkata: ‘Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dahulu berkata: Itu adalah dua asap. Salah satunya telah terjadi. Adapun yang belum terjadi, asapnya akan memenuhi antara langit dan bumi. Asap itu akan menyebabkan seorang yang beriman akan terkena semacam selesma (flu), sedangkan orang kafir akan tembus pendengarannya’.”
(Diambil dari Asyrathus Sa’ah, hal. 383-388)

1 Tafsir Al-Qurthubi (16/130), Tafsir Ibnu Katsir (7/235-236).
2 Yaitu yang disebutkan dalam surat Al-Furqan ayat 77:
فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا
“Padahal kalian sungguh telah mendustakan-Nya? Karena itu kelak (adzab) pasti (menimpa kalian).”
Yakni akan terjadi adzab yang pasti, yang membinasakan mereka sebagai buah dari pendustaan mereka. Yang dimaksud di sini adalah pembunuhan dan penawanan terhadap kaum kafir Quraisy ketika perang Badr. Lihat Tafsir Ibnu Katsir (6/143 dan 305), Syarh Shahih Muslim karya An-Nawawi (17/143).
3 Shahih Al-Bukhari, Kitabut Tafsir, Surat Ar-Rum (8/511, bersama Al-Fath) dan Bab Yaghsyan Nas Hadza Yaumun ‘Azhim (8/571, bersama Al-Fath), Shahih Muslim, Kitab Shifatul Qiyamah wal Jannah wan Nar, Bab Ad-dukhan (17/140-141, bersama Syarh An-Nawawi).
4 Tafsir Ath-Thabari (25/114).
5 Dia adalah Abdullah bin Ubaidullah bin Abi Mulaikah Zuhair bin Abdillah bin Jad’an At-Taimi Al-Makki, salah seorang hakim dan muadzin pada pemerintahan Ibnuz Zubair. Dia meriwayatkan dari Abdullah yang empat. Dia seorang yang tsiqah dan banyak haditsnya, meninggal tahun 117 H. Lihat Tahdzibut Tahdzib (5/306-307).

Mengenal Dajjal, The Leader of Yahudi

Asal-Usul Keluarganya:
Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau apajua makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya “MinalMunzharin” seperti halnya Nabi Isa as yg di angkat oleh Allah swt ke ataslangit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah. Sama juga halnya dgn Iblis yg di tangguhkan kematiannya sehinggakiamat nanti.
Dajjal; ayahnya seorang yg tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung.Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. MenurutImam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapanya ialahseorang Dukun Yahudi yg di kenali dgn “syaqq” manakala ibunya adalah daribangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan mempunyai hubungan denganmakhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkanke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa keciltidak diketahui dgn jelas.
Sifat Badannya:
Hadis Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Dajjal ialah orang yang buta matanyasebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga danNeraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka(Hadis Sahih Muslim)
Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullahsaw, diantaranya:
Seorang yg kelihatannya masih muda;Berbadan Besar dan agak kemerah-merahan;Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahankayu yg rimbun.
Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua:Pertama: Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut,manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-keliplaksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat.Kedua: Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapatdibaca oleh setiap org Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak.Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diriDajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tandayg terakhir ini belum ada pada dirinya.
Tempat Tinggalnya Sekarang:
Menurut riwayat yg sahih yg disebutkan dlm kitab “Shahih Muslim”, bahawaDajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau danditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis mengenainya.. (tetapi terlalu panjang utk ditulis.. andaboleh membaca terus dari buku). Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahawaDajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Allah swt utkkeluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah disebelah Timur bukan di Barat.
Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya:
Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selamaempat puluh hari sahaja. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dgnsetahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satuminggu dan hari-hari baki lagi sama seperti hari-hari biasa. Jadikeseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan kerosakan itu ialah 14 bulan dan14 hari. Dalam Hadis riwayat Muslim ada disebutkan:
Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di mukabumi ini? Nabi saw, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hariyg pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hariketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (iaitu 37hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa.Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah saw! Di hari yg panjang sepertisetahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (iaitu 5waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itudgn menentukan kadar yg bersesuaian bagi setiap sembahyang..”
Maksud Sabdaan Rasulullah saw, ini ialah supaya kita mengira jam yg berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kitalakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sembahyang Subuh pada hariitu maka masuklah waktu sembahyang Zohor, maka hendaklah kita sembahyangZohor, dan apabila ia telah berlalu selepas sembahyang Zohor itu tiga jamsetengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sembahyang AsarBegitulah seterusnya waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnyahingga habis hari yg panjang itu sama panjangnya dgn masa satu tahun danbilangan sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahunyg kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga.
Fitnah Dajjal:
Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt utk menguji umat ini. Oleh keranaitu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yg luar biasa. Di antarakemampuan Dajjal ialah:
1. Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya. Benda-benda beku akanmematuhinya.Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dgnkemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akankurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasadan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilandakebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Makadaerah mana yg percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlahkamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitujuga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada org ygbersekutu dgn Dajjal. Manakala penduduk yg tidak mahu bersukutu dgn Dajjal..mereka akan tetap berada dlm kebuluran dan kesusahan.
Dan ada diriwayatkanpenyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan org ygtidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran.
Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya:”Jadi apa yg dimakan oleh org Islam yg beriman pada hari itu wahaiRasulullah?”Nabi menjawab:”Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih danbertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.” H.R IbnuMajah
2. Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka:
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga danneraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakankedua-duanya ini untuk menguji iman org Islam kerana hakikat yg benar adalahsebalik dari apa yg kelihatan. Apa yg dikatakan Syurga itu sebenarnya Nerakadan apa yg dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.
3. Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya:
Kepantasan yg dimaksudkan ini tidak ada pada kenderaan org dahulu. Kalauhari ini maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasanjet-jet tempur yg digunakan oleh tentera udara atau lebih pantas lagidaripada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuhdalam satu jam”… Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana kepantasan perjalanannya diatas muka bumi ini?Nabi menjawab:”Kepantasan perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atauawan) yang dipukul oleh angin yang kencang.” H.R Muslim
Namun demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua Bandar suci umat Islamiaitu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.
4. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya:
Syaitan juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilahmasa yg terbaik utk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s.

Lirik lagu maribeth-denpasar moon

Denpasar moon
Shining on an empty street
I return to the place we used to meet
Denpasar moon
Shine your light and let me see
That my love is still waiting there for me

I saw you standing there
Through the rain I saw you turn and smile
Were you waiving to me
Through the rain I ran across the street

But you were gone
There was no one
You have vanished with my dream
(You were gone flying homeward)

Lirik lagu i no can do(cari jodoh)

Easy, willing, ready, overtime
Where does it stop
Where do you dare me
To draw the line
You’ve got the body
Now you want my soul
Forget about it
Say, no go
I, I-I, I ‘ll do anything
That you want me to do
Yeah, I, I-I, I’ll do almost anything
That you want me too, ooh
Yeah
But I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that
Can’t go for that
Can’t go for that
I can go for being twice as nice
I can go on for just repeating
The same old lines
Use the body
Now you want my soul
Ooh, forget about it
Now say, no go
I, I-I, I ‘ll do anything
That you want me to do
Yeah, I, I-I, I’ll do almost anything
That you want me too, ooh
Yeah
But I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that
Can’t go for that
Can’t go for 80’s dancing
—- Instrumental Interlude —-
Yeah, I, I-I, I ‘ll do anything
That you want me to do
Yeah, I, I-I, I’ll do almost anything
That you want me too, ooh
Yeah
But I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that, nooo
(No)
No can do
I can’t go for that
Can’t go for that
Can’t go for that
Can’t go for that, yeah..

Lirik lagu full house-why

Sarangur jar morugesso
irohge dagaor jur nan mollasso
Ne maum jochado sarang aphesonun ne tudero andoe
iror jur aradoramyon
chombutho shijag hajido anhasso
Babo chorom ijewasoya nan dwinujun huhoerur hago isso
niga sarangi doeji anhgirur birosso
nomanun jordero anigirur birosso
Ne sarangi anir gorago sudo obshi narur sogyo wasso
jamshi suchyo ganun inyoni gir baresso
aphun sangcho man nege namgyojir thenika
hajiman armyonsodo noui modun goshi yogshimina
jaku surphojyo
Jar modoen shijagirago
gurohge shiwbge sengag hessonunde
Onjedun borirsu issur gorago nan midossonunde
otohge nan heya harji odiso buthoga jarmodoen gonji
Ni sarangur phiheya hanunde
ni modunge nomu guriwojyo
Niga sarangi doeji anhgirur birosso
nomanun jordero anigirur birosso
ne sarangi anir gorago sudo obshi narur sogyo wasso
jamshi suchyo ganun inyoni gir baresso
aphun sangcho man nege namgyojir thenika
hajiman armyonsodo noui modun goshi yogshimina
Ijen no animyon amu uimi obnunde
ije nado narur ojorsuga obnunde
norur jiwoya man handanun sashiduri onurdo nar…
Do himdurge he

Westlife - You Raise Me Up

When I am down and oh my soul, so weary
When troubles come and my heart, burdened be
Then I am still and wait here in the silence
Until you come and sit a while with me

(CHORUS)[2x]
You raise me up so I can stand on mountains
You raise me up to walk on stormy seas
I am strong when I am on your shoulders
You raise me up to more than I can be

(CHORUS)[2x]
You raise me up to more than I can be

Jabang Tutuka: Lahirnya GatotKaca

GatotkcaSiapa ya Jabang Tutuka itu? Banyak yang tahu nama Gatot Kaca, tapi nama Jabang Tutuka tidak banyak dikenal. Inilah lakon dari Jabang Tutuka alias Gato Kaca alias Kesatria Pringgadani (The Flying Knight Of Pringgadani) alias Kesatria seribu nama.
Bermula dari kegalauan hati Sang Prabu Nagapercona mengenai pendamping hidupnya. Sang Prabu cemburu dengan rakyatnya yang bersenda gurau dengan istri-istri mereka. Dipanggilah Patih Sekipu dan Sang Prabu Nagapercona membabarkan isi hatinya dan mengatakan bahwa ia ingin meminang Dewi Supraba. Patih Sekipu menyarankan untuk meminta bantuan dari Emban Sekarlaras karena dikenal banyak akalnya.
Setelah menerima perintah, berangkatlah Emban Serlaras ke Jonggringsalaka untuk menyampaikan lamaran Sang Prabu kepada Dewi Supraba. Batara Guru penguasa Jonggringsalaka merasa alamat buruk dan mengundang para Dewa untuk rapat. Dan meminta penjagaan diperketat.
Emban Sekarlaras pun tiba di Suralaya dan dihadang oleh para dewa. Walaupun Emban Sekarlaras telah menerangkan siapa dirinya dan meminta dipertemukan dengan Batara Guru namun para dewa penjaga tidak mengindahkan dan mengusir Emban Sekarlaras. Pertarungan pun tak dapat dihindari. Dengan kesaktian yang dimiliki Emban Sekarlaras, para dewa pun tidak berkutik melawannya. Akhirnya Batara Bayu turun tangan dan mengerahkan angin topan yang menerbangkan tubuh Emban Sekarlaras hingga jatuh ke bumi.
Di Gilingwesi, Prabu Nagapercona dan Patihnya membahas kemungkinan yang mungkin terjadi. Tiba-tiba seorang hulubalang melaporkan bahwa Emban Sekarlaras jatuh dari langit. Raja Gilingwesi dan Patih Sekipu segera mencarinya dan ternyata Sekarlaras hanya pingsan. Tidak lama kemudian Sekarlaras siuman dan menceritakan peristiwa yang dialami dan dari muka Prabu tampak api murka karena penghinaan para dewa. Segera Sang Patih disuruh menyiapkan tentara raksasa pilihan dan berangkatlah mereka ke Jonggringsalaka. Setiba di Repat Kepanasan, pasukana raksasa dari Gilingwesi dihentikan oleh para dewa.
Patih Sekipu meminta dipertemukan dengan Batara Guru, namun Batara Bayu menolak dan panas hatilah Patih Sekipu dan diseranglah para dewa yang sedang menjaga Repat Kepanasan. Korban di kedua belah pihak tidak bisa dihindari, lama kelamaan pasukan para dewa semakin lemah dan tidak kuat membendung kekuatan raksasa Gilingwesi. Dan mundurlah pasukan dewa pimpinan Dewa Bayu menuju Selamanangkep. Dan bersembunyi di dalam benteng kokoh.
Mundurnya pasukan Batara Bayu dilaporkan ke Batara Guru oleh Batara Narada. Batara Guru memerintahkan supaya Batara Narada turun ke mayapada untuk memberikan sejata Konta kepada Arjuna yang ditugaskan oleh Raden Bratasena untuk mencari senjata yang dapat memotong tali pusar Jabang Tutuka.
Diceritakan bahwa Jabang Tutuka telah berumur tiga tahun. Tapi belum ada senjata yang dapat memotong tali pusarnya. Dan dikatakan juga hanya dengan senjata Konta saja yang bisa memotong tali pusar Jabang Tutuka. Batara Guru percaya hanya Jabang Tutuka seorang yang dapat menyingkirkan Prabu Nagapercona dan menyelamatkan Suralaya.
Tesebutlah sebuah negara Tablakancana (Petapralaya) yang dikuasai oleh Prabu Begawan Redaya. Ia mempunyai seorang anak bernama Bambang Aradea. Pada suatu hari Prabu Begawan Redaya ribut dengan Bambang Aradea karena perilaku Raden Aradea yang selalu mencari masalah. Setelah ribut-ribut itu Raden Aradea mengambil keputusan untuk berpetualang.
Kebetulan pada waktu itu, Batara Narada lagi melintas di atas hutan tempat Raden Aradea sedang beristirahat. Batara Narada yang sedang mencari Arjuna melihat Raden Aradea yang sangat mirip dengan Arjuna dan dihampirilah Raden Aradea. Dan berceritalah Batara Narada mengenai tugas yang diembannya. Raden Aradea tahu kalau Batara Narada salah orang dan Raden Aradea berpura-pura menjadi Arjuna. Dan diserahkanlah pusaka Konta kepadanya.
Kebetulan Raden Arjuna juga lagi di hutan yang sama. Di perjalanan pulang ke Suralaya, Batara Narada bersua dengan rombongan Raden Arjuna. Terkejutlah Batara Narada. Ternyata dia telah salah orang. Dan diceritakanlah apa yang telah terjadi kepada Raden Arjuna. Semar segera mengetahui bahwa orang yang mirip dengan Raden Arjuna adalah Raden Aradea. Setelah menceritakan semuanya, Batara Narada langsung pulang ke Suralaya.
Bergegaslah Raden Arjuna mencari Raden Aradea. Setelah ketemu, Raden Aradea tidak mau mengakui bahwa ia telah menerima Kunta dari Batara Narada. Kemudian terjadilah perang mulut. Karena tak mau menyerahkan senjata Konta dan takut kesalahannya terbongkar, Raden Aradea menghunuskan Keris Bantalpipi dan menyerang Raden Arjuna, namun Raden Arjuna dapat menghindar. Walaupun Keris Bantalpipi Raden Aradea bisa dipukul jatuh oleh Raden Arjuna. Kesaktian Raden Arjuna masih dibawah Raden Aradea. Pada satu kesempatan Raden Aradea menyarangkan pukulan dan membuat Raden Arjuna pingsan. Setelah mengambil kembali Keris Bantalpipi yang sempat terjatuh, Raden Aradea pun memutuskan untuk minggat. Di saat itulah Raden Aradea hendak melarikan diri, namun ketika ia mau melompat pergi, kakinya dipegang oleh Raden Arjuna. Ia terjatuh dan terjadilah pergumulan. Keduanya sama kuat dan dikisahkan pada saat pergumulan, Raden Arjuna sempat merebut sarung senjata Kunta dari Raden Aradea sebelum Raden Aradea kabur ke dalam kegelapan malam. Dengan kecewa Raden Arjuna pulang ke Amarta.
Di pagi hari menuju Amarta, rombongan Raden Arjuna dikejutkan dengan munculnya Batara Narada. Batara Narada meminta maaf atas kekeliruannya dan menjelaskan bahwa sarung Konta tetap berguna dan dapat digunakan untuk memotong tali pusar Jabang Tutuka. Mendapat penjelasan dari Batara Narada, Raden Arjuna memutuskan untuk berangkat ke Pringgandani.
Di Pringgandani, Raden Bratasena sedang pusing tujuh keliling memikirkan nasib anakanya Jabang Tutuka yang sampai sekarang tali pusarnya belum terpotong. Raden Bratasena akhirnya memutuskan pergi ke Amarta untuk menemui adiknya Raden Arjuna. Waktu hendak berangkat, Batara Kresna mengunjungi Pringgandani. Dan Raden Bratasena meminta saran karena pikirannya sedang kacau. Batara Kresna meminta Raden Bratasena supaya sabar dan ikhlas menerima semua itu karena semua itu sudah rencana yang maha kuasa. Dan menghibur bahwa nantinya Jabang Tutuka akan menjadi anak yang sakti mandraguna.
Karena gelisah akan nasib Jabang Tutuka dan Raden Arjuna yang belum ada kabar beritanya, Prabu Darmakusuma, Raden Nakula, dan Raden Sadewa berangkat ke Pringgandani untuk memberikan pertolongan untuk mencari Raden Arjuna. Tetapi dilarang oleh Batara Kresna dan meminta semua untuk menunggu Raden Arjuna.
Tak lama kemudian, Raden Arjuna tiba di Pringgandani. Setelah sembah sujud kepada Prabu Darmakusuma, Raden Bratasena, dan Batara Kresna dan salam kepada Raden Sadewa dan Raden Nakula. Raden Bratasena berteriak meminta Raden Arjuna menyerahkan senjata yang dapat memotong tali pusar Jabang Tutuka.
Raden Arjuna dengan gugup menjelaskan bahwa yang didapatnya bukan senjata tetapi hanya sarungnya. Meledaklah marah Raden Bratasena, hampir-hampir Raden Arjuna kena hajar. Untung ada Batara Kresna yang mencegah dan meminta Raden Bratasena mendengar penjelasan Raden Arjuna.
Sambil memperlihatkan kuku Pancanaka-nya, Bratasena berjalan modar-mandir menanti penjelasan dari Raden Arjuna. Arjuna pun menjelaskan dari awal sampai akhir peristiwa yang dialaminya. Semua orang terkagum-kagum dengan sarung senjata Konta, hanya Bratasena yang tidak percaya dengan keampuhannya. Tapi dengan telaten Batara Kresna memberi nasihat supaya tali pusar Jabang Tutuka dicoba potong dengan sarung Konta.
Akhirnya Raden Bratasena setuju dan semua yang diperlukan disiapkan. Sedangkan yang lainnya berdoa. Batara Kresna yang ditugaskan untuk memotong tali pusar anaknya. Tali pusar berhasil dipotong tapi kemudian hal yang ajaib terjadi. Sarung Konta tertelan oleh tali pusar Jabang Tutuka. Hal ini membuat histeris semua orang. Raden Bratasena bergegas menarik keluar sarung itu tapi semakin ditarik semakin masuk ke dalam perut sang bayi. Akhirnya sarung itu masuk sepenuhnya ke dalam perut Jabang Tutuka.
Tak terbayangkan tentang kesedihan Dewi Arimbi. Mereka yang menyaksikan peristiwa tersebut tak dapat berbuat apa-apa, selain memanjatkan doa dihatinya masing-masing. Yang teredengar hanyalah tangisan Jabang Tutuka dan isak Dewi Arimbi yang menyayat hati Bratasena. Tiba-tiba lagi muncullah Batara Narada yang datang melihat Jabang Tutuka. Dikatakan pada Raden Bratasena kalau di masa yang akan datang, Jabang Tutuka akan menjadi sosok pahlawan yang disengani oleh kawan mau pun lawan. Dan diperingati pula supaya hati-hati kalau perang tanding dengan Karna karena hanya senjata Konta milik Karna yang dapat membinasakan Jabang Tutuka.
Waktu berjalan dari hari ber ganti hari, bulan berganti bulan. Jabang Tutuka sekarang telah dapat berjalan dan sangat lincah. Semua orang sangat senang dengan kelucuan Jabang Tutuka. Memang sudah kebiasaan Batara Narada untuk datang dan pergi secara mendadak. Batara Narada muncul dihadapan Jabang Tutuka yang lagi bermain dengan ayahnya. Dan Batara Narada mengatakan bahwa sudah waktunya untuj Jabang Tutuka. Kata-kata itu membuat Bratasena heran dan bertanya apa maksudnya. Dijelaskanlah oleh Batara Narada kalau dirinya membawa tugas untuk meminjam Jabang Tutuka untuk membantu para dewa membasmi keangkaramurkaan Prabu Nagapercona, karena dipercaya raja-raja bahkan dewa-dewa tidak ada yang mampu menaklukkan Raden Nagapercona dan hanya Jabang Tutuka seorang yang dapat menaklukkan Prabu Nagapercona.
Maka minta izinlah Batara Narada untuk meminjam Jabang Tutuka untuk menghadapi Prabu Nagapercona. Logika saja mana mungkin seorang anak kecil menghadapi musuh yang bahkan para dewa pun tidak sanggup melawan. Bratasena marah kepada kehendak dewa dan mengatakan bahwa anaknya hanya akan digunakan sebagai tumbal. Kebetulan tibalah Batara Kresna yang datang berkunjung untuk menengok Jabang Tutuka. Dan Batara Kresna pun ditempatkan sebagai penengah masalah yang rumit ini.
Batara Kresna berkata bahwa semua di dunia ini telah diatur oleh Yang Esa. Kebetulan mereka semua medapatkan titipan untuk membina dan menjaga Jabang Tutuka. Dan sekarang para dewata ingin meminjam Jabang Tutuka untuk membasmi keangkaramurkaan. Tiba-tiba saja Jabang Tutuka berkata bahwa dia ingin menjadi pahlawan. Akhirnya direlakanlah anaknya untuk membantu para dewata demi kebaikan umat manusia. Bratasena melepaskan Jabang Tutuka dengan ancaman kalau anaknya terluka, dia akan menyerang Suralaya.
Sementara pasukan Prabu Nagapercona dan pasukannya telah mengepung rapat Selamanangkep dan berusaha mendobrak pintu benteng. Tetapi pintu benteng terlalu kokoh dan akhirnya Prabu Nagapercona hanya bisa menunggu para dewa untuk keluar menghadapinya.
Sifat Prabu Nagapercona tidak sabaran, sambil menunggu dia mencaci maki para dewa. Tiba-tida dari belakang batu gunung terdengan suara tantangan yang ditujukan kepada Prabu Nagapercona. Prabu Nagapercona heran siapa yang berani menghina dia. Dewa saja tidak berani. Di dekatilah tempat asal suara tapi dia tidak ketemu dengan siapa-siapa. Lalu suara hinaan muncul lagi balik batu gunung yang lain. Prabu Nagapercona mengejar ke situ dan tetap tidak memenumkan siapa-siapa. Hal ini berulang berkali-kalai sehingga Prabu Nagapercona keletihan mencari. Pada waktu beristirahat, Prabu Nagapercona melihat ada sosok yang sedang berteriak menantang dirinya. Dengan rasa ingin tahu, didekatilah sosok itu. Ternyata sosok itu adalah Jabang Tutuka.
Terkejutlah Prabu Nagapercona ketika melihat sosok itu ternyata anak kecil. Ketika sudah dekat dengan Jabang Tutuka, tanpa ba bi bu, Prabu Nagapercona langsung menganyunkan gada raksasanya ke tubuh Jabang Tutuka. Beruntunglah Jabang Tutuka yang sempat menghidar. Dan terjadilah kejar mengejar. Pada suatu kesempatan, melompatlah Jabang Tutuka ke pundak Prabu Nagapercona dan menanggalkan mahkota sang Prabu. Sang Prabu dengan cekatan menangkap Jabang Tutuka dan meremas-remas tubuh Jabang Tutuka, tapi aneh bukannya kesakitan, Jabang Tutuka malah ketawa cekikikan karena geli. Melihat usahanya tidak berhasil, Prabu Nagapercona melempar Jabang Tutuka ke karang dengan maksud membuat mati. Tapi dengan cekatan Jabang Tutuka melompat dari tangan Prabu Nagapercona dan akhirnya dia bebas lagi.
Pertempuran berlanjut dengan seru, Prabu Nagapercona mengejar dan menghantam membabi buta dan Jabang Tutuka dengan lincah menghindar. Sampai-sampai waktu mengejar Jabang Tutuka, Prabu Nagapercona menabrak batu karang dan mengakibatkan giginya copot satu. Dan Jabang Tutuka segera menyambit batu ke muka Prabu Nagapercona dan mengakibatkan mata kirinya bengkak.
Meskipun hanya cidera ringan, Prabu Nagapercona merasa terhina oleh derita yang didapat. Langsung saja Prabu Nagapercona melepaskan ajian yang dapat membutakan mata ke arah Jabang Tutuka. Seketika itu juga Jabang Tutuka buta. Tapi Jabang Tutuka tidak menyerah dan tetap melawan. Tapi apa dayanya, Jabang Tutuka sudah tidak dapat melihat. Satu pukulan mendarat dikepalanya, lalu tubuhnya dicekal oleh Prabu Nagapercona dan dibantinglah Jabang Tutuka ke karang runcing. Dan matilah Jabang Tutuka.
Di tempat persembunyian, Batara Narada mengamati pertarungan mereka. Dan menjadi amat bingung melihat Jabang Tutuka mati teraniaya. Setelah Prabu Nagapercona pergi meninggalkan jasad Jabang Tutuka, baru Batara Narada muncul dan menghampiri Jabang Tutuka dan dibawalah jasad Jabang Tutuka ke Suralaya. Para dewata semua bingung atas apa yang terjadi. Mereka takut dan malu karena kalau Bratasena tahu apa yang terjadi dengan anaknya, dia pasti akan menyerang ke Suralaya. Akhirnya para dewata sepakat untuk meminta nasehat dari Batara Guru.
Batara Guru menjelaskan kalau dia akan meminta Yang Esa untuk supaya Jabang Tutuka dihidupkan lagi dalam kedewasaannya. Tapi Batara Guru merasa itu saja tidak cukup. Dan memerintahkan supaya Jabang Tutuka dipersakti dengan cara digodok, dan digembleng di Kawah Candradimuka supaya dapat menjadi anak yang dapat melawan Prabu Nagapercona.
Atas permintaan dari Batara Guru, Yang Maha Esa menghidupkan Jabang Tutuka dalam keadaan dewasanya. Pada saat Jabang Tutuka terbangun, dia bingung kenapa dia sudah tumbuh dewasa dan berada ditempat yang sangat indah. Dan dijelaskanlah oleh Batara Narada kalau dia sedang berada di Suralaya dan akan digembleng dikawah Candradimuka untuk menghadapi Prabu Nagapercona.
Dengan kebulatan tekad, Jabang Tutuka melompat kedalam kawah Candradimuka yang laharnya panas mendidih berwarna merah-kemerahan. Menurut cerita perwayangan, Jabang Tutuka tidak merasakan panasnya lahar tetapi dingin. Juga dipercaya para dewata mencampurkan tembaga, timah, kawat, intan, dan berlian ke dalam kawah. Baja dan besi pun dicampurkannya untuk membuat sempurna godogan. Terjadi keajaiban lagi, tubuh Jabang Tutuka bertambah besar dan perkasa. Setelah beberapa saat, keluarlah Jabang Tutuka dari kawah dan disambut oleh para dewata. Kemudian Jabang Tutuka dibawa ke hadapan Batara Guru dan diberi pakaian.
Di luar sana, Prabu Nagapercona masih mencoba mendobrak pintu Suralaya. Dan tiba-tiba kepalanya terpukul oleh sesuatu dan tidak ada satupun orang yang melihat apa yang telah memukulnya. Prabu Nagapercona kembali melangkah dan tiba-tiba pukulan datang menghantam pasukannya. Sehingga pasukan dari Gilingwesi lari berantakan karena takut akan pukulan tanpa bayangan. Akhirnya Prabu Nagapercona turun tangan dan menantang perang empu pukulan tanpa bayangan itu.
Munculah Jabang Tutuka dan Prabu Nagapercona tidak mengenal pemuda itu sebagai anak kecil yang telah ia binasakan tempo dulu. Ia memuji pukulan Jabang Tutuka yang keras. Dan meminta pintu Suralaya dibuka. Jabang Tutuka menyetujuinya tapi Prabu Nagapercona harus memenuhi beberapa persyaratan dari Jabang Tutuka.
Jabang Tutuka meminta Prabu Nagapercona menyimpan senjatanya lalu bersender di batu gunung sambil menutup mata dan mulut. Jabang Tutuka memerintahkan kalau Prabu Nagapercona melanggar maka akan gagal semua usahnya. Pada kesempatan baik itu, Jabang Tutuka melayangkan pukulan bertubi-tubi ke tubuh Prabu Nagapercona dengan leluasanya.
Marahlah Prabu Nagapercona dan dihajarlah Jabang Tutuka. Pada serangan berikutnya dia gagal mengenai Jabang Tutuka yang cepat seperti kilat. Akhirnya Prabu Nagapercona mengerahkan ajian pernah digunakan untuk membutakan Jabang Tutuka. Tapi kali ini ajiannya tidak berhasil melukai Jabang Tutuka. Jabang Tutuka berkata bahwa dulu dengan ajian itu Prabu Nagapercona bisa membutakan matanya tapi sekarang sudah tidak bisa lagi. Terkejut setengah mati Prabu Nagapercona mendengar tutur Jabang Tutuka. Karena bukankah Jabang Tutuka telah dia binasakan dan kenapa pula Jabang Tutuka bisa hidup dan menjadi besar dan perkasa seperti sekarang.
Prabu Nagapercona yang lagi bengong memikirkan masalah itu diserang oleh Jabang Tutuka. Satu pukulan dan satu tendangan mendarat di dagu dan dada Prabu Nagapercona. Setelah itu kejar mengejar terjadi lagi dan akhirnya tenaga Prabu Nagapercona mulai meninggalkan tubuhnya. Pada kesempatan itu Jabang Tutuka mengerahkan kekuatan penuhnya untuk memukul Prabu Nagapercona dan binasalah Prabu itu.
Ternyata pertarungan itu ditonton oleh para dewata dan rombongan Arjuna. Arjuna dam rombongannya mendapat tugas dari Bratasena untuk mencari tahu kabar Jabang Tutuka. Setelah perang tanding itu dimenangkan oleh Jabang Tutuka, para dewata pun muncul dan mengucapkan selamat atas kemenangannya.
Para dewata memberikan pujian-pujian dan nama-nama untuk Jabang Tutuka. Batara Narada memberi nama Gatot Kaca, Batara Sambo memberi nama Melayangtengah, Batara Darma menjuluki Kancing Jaya, Batara Brahma menjuluki Purabaya. Batara Kamajaya memberi nama Satria Pringgandani. Batara Batu memberi nama Krincingwesi. Batara Surya memberi nama Arimbisuta karena Jabang Tutuka adalah putra dari Dewi Arimbi. Batara Kurewa memberi nama Ideralam. Batara Pulandara menjuluki Bimaputra, Batara Indra memberi nama Suryapringga.
Sementara rombongan Raden Arjuna menghampiri Jabang Tutuka dan menanyakan nama ksatria yang telah membinasakan Raden Nagapercona. Dijelaskanlah oleh para dewa duduk persoalan apa yang terjadi dengan Jabang Tutuka. Dan disuruhlah Jabang Tutuka untuk bersujud didepan Randen Arjuna.
Di Pringgandani, Bratasena kedatangan tamu Raden Aradea yang sadar akan kesalahannya dan ingin mengembalikan senjata Konta. Raden Aradea menghadap Raden Bratasena dan meminta maat. Tapi dasar sifat Raden Bratasena yang kasar, setelah mendengar permintaan maaf itu marahlah Raden Bratasena dan menghajar Raden Aradea sampai babak belur. Sungguh beruntung Raden Aradea karena Dewi Arimbi yang baik hati mencegah suaminya karena bukankah Raden Aradea telah minta maaf dan Raden Aradea juga masih ada hubungan saudara dengan suaminya. Pada kesempatan itu kaburlah Raden Aradea dan sejata Konta akhirnya tidak dikembalikan kepada Raden Bratasena.
Pada perang Baratayudha, Raden Aradea yang telah berganti nama menjadi Adipati Karna akan membinasakan Gatot Kaca dengan senjata Konta. Senjata Konta Adipati Karna tembus ke dalam perut Gatot Kaca dan masuk ke sarungnya.
Belum puas Raden Bratasena menghajar Raden Aradea, maka dikejarlah Raden Aradea. Tepat diluar istana, langkah Raden Bratasena terhenti oleh rombongan Raden Arjuna beserta Jabang Tutuka. Diterangkanlah apa yang terjadi dengan Jabang Tutuka dan Jabang Tutuka pun memperlihatkan pusarnya kepada ayahnya. Tapi Raden Bratasena tidak mau mengakui begitu saja maka ditantanglah Jabang Tutuka. Jabang Tutuka bersedia tapi tidak mau membalas menyerang dan hanya menghindar dan menangkis. Karena kesaktian Jabang Tutuka yang lincah dan tidak mempan pukulan, akhirnya Raden Bratasena mengaku kalah. Dan diakuilah kalau pemuda itu oleh Raden Bratasena sebagai putranya.